Kisah Sopir Pengantar Jenazah Korban Mutilasi di Kalibata, Kerap Merasa Sedih

Adi Wira Bhre Anggono - Selasa, 22 September 2020 | 12:40 WIB

Sopir khusus mobil jenazah pengantar korban pembunuhan dari Polri. Foto diambil pada Minggu (20/9/2020) (Adi Wira Bhre Anggono - )

Ia menceritakan perjalanan mengantar jenazah Rinaldi dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta dimulai sekitar pukul 16.30 WIB.

Perjalanan tanpa pengawalan dari Kepolisian.

Hanya dua mobil yang dinaiki keluarga dan mobil jenazah berwarna putih berisi jasad Rinaldi.

Baca Juga: Kisah Ida yang Harus Relakan Sawah Produktifnya Untuk Pembangunan Tol Jogja-Solo

Pengakuannya selama perjalanan tidak ditemui satu pun kendala.

Hanya saja, Adi sempat berhenti di rest area daerah Berebes, Jawa Tengah.

"Sempat berhenti di Brebes. Hanya istirahat dan salat. Setelah itu lanjut lagi dan gak ada halangan sih," ungkapnya.

Adi mengaku, selama bekerja menjadi supir mobil jenazah, pihaknya tidak pernah mendapati pengalaman buruk yang seperti kebanyakan orang bicarakan.

"Tidak ada. Itu kan sugesti saja, kalau orang itu berani ya pasti gak ada gangguan apa pun," terang dia.

Paling jauh, Adi sudah membawa jenazah dari Jakarta ke Bali.

Baca Juga: Kisah Pahlawan Jalanan Penyapu Ranjau Paku, Pernah Ditabrak Motor Hingga Hampir Dikeroyok, Sudah Kumpulkan 4 Ton Paku

Ia pun menjelaskan, mekanisme pengantaran jenazah korban pembunuhan yakni menunggu arahan dari bagian Inafis Polri.

Setelah semua proses autopsi selesai, jenazah kemudian disiapkan untuk pemberangkatan ke rumah duka.

Saat ditanya bagaimana dengan nasib jenazah yang tidak memiliki keluarga, dirinya belum mengetahui proses pengurusannya.

"Kalau itu tim Inafis yang tahu. Saya hanya pengantar jenazah saja," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul "Mekanisme Pengantaran Jenazah Korban Pembunuhan, Kisah Sopir Pengantar Jenazah Rinaldi".