Shafee melanjutkan, kejadian itu diketahui setelah ayah Ayuni Shazwanie menemukan mobil mereka di lokasi kejadian.
Sebelumnya, pria yang tinggal di Kedah itu mencari putrinya yang tak kunjung pulang, dan terakhir kali mengirim pesan ke ibunya pukul 21.15.
"Ayah Ayuni menemukan mobil di pom bensin, dan terkejut saat mengetahui mesin mobil masih menyala tapi mereka tidak sadarkan diri," urai Shafee.
"Ayah korban kemudian menghubungi staf medis dan kasus tersebut diklasifikasikan sebagai kematian mendadak."
Kapolres menerangkan, semua korban sedang dalam perjalanan pulang setelah liburan di Pulau Jerejak, Penang, Rabu (16/9/2020) di saat hari libur Malaysia Day.
Semua korban bersahabat baik dan menempuh studi di perguruan tinggi yang sama jurusan farmasi, ungkapnya.
Kasus ini menambah panjang daftar orang tewas di dalam mobil akibat tertidur dengan mesin dan AC mobil menyala.
Kematian bisa terjadi karena keracunan karbondioksida, sebab udara yang sama didaur ulang di dalam mobil.
Ada juga kemungkinan asap knalpot masuk mobil dan membuat kadar oksigen turun drastis.
Lebih buruk lagi, karbondioksida adalah gas yang tidak berbau sehingga orang tidak akan menyadari telah menghirup gas beracun tersebut.
Beberapa orang berpendapat membuka sedikit jendela mencegah karbondioksida menumpuk di dalam mobil, tapi situs web Drive Spark yang dikutip World of Buzz menyebut cara itu tidak ampuh.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tidur di Mobil dengan AC Menyala, 2 Mahasiswi Tewas Keracunan Karbon Monoksida".