Otomania.com - Bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Indonesia memiliki banyak trayek, salah satunya yaitu dari pulau Jawa ke berbagai daerah di Sumatera.
Biasanya bus lintas Sumatera ini melewati medan jalan yang beragam, mulai dari tol, pegunungan, sampai jalan rusak.
Selain itu, bus-bus lintas Sumatera memiliki ciri khas, seperti penggunaan tameng besi di kaca depan dan bodinya yang terlihat kotor karena melewati medan jalan yang berat.
Namun ada satu hal lagi, yaitu pemilihan sasis bus.
Bus Sumatera biasanya menggunakan sasis dari eropa, seperti Mercedes Benz, Scania, Volvo, bahkan MAN.
Baca Juga: Siapa yang Pertama Kali Memakai Proyektor di Lampu Utama Bus?
Jarang sekali bus yang beroperasi di Sumatera menggunakan sasis asal Jepang seperti Hino, mengapa begitu?
Anggota Forum Bismania Indonesia, Dimas Raditya mengatakan, menurut dia, kebanyakan perusahaan otobus (PO) yang ada di Sumatera itu sudah beroperasi sejak lama dan setia dengan merek sasis yang sudah digunakan sejak dulu.
“Dari zaman dulu sudah pakai sasis Mercedes Benz, jadi sudah tau kualitasnya. Selain itu banyak juga sasis eropa lainnya seperti Scania atau Volvo,” ucap Dimas kepada Kompas.com, Rabu (9/9/2020).
Dimas mengatakan, kalaupun ada PO bus Sumatera yang menggunakan sasis Jepang, dikarenakan pemain baru di lintas Sumatera atau perusahaan dari Jawa.
Baca Juga: Gokil! Tiket Bus Ini Rp 293 Juta, Trayek Lintas Negara Selama 70 Hari
Kurnia Lesani Adnan, pemilik PO SAN mengatakan beberapa keuntungan dari memakai sasis eropa di Sumatera.
“Mercedes Benz OH 1526 tenaganya sangat lah cukup dan ideal untuk medan jalan di Indonesia.
Selain itu, berdasarkan pengalaman kami selama 6 tahun memakainya, biaya maintenance sangat rendah,” ucap pria yang akrab disapa Sani itu.
Artikel serupa telah tayang pertama kali di Kompas.com dengan judul "Mengapa Bus Sumatera Jarang Menggunakan Sasis Jepang?".