Dalam komunikasinya tersebut, dirinya hanya berharap agar mobil tersebut dapat dipulangkan kembali ke Indonesia.
"Kami memiliki harapan mudah-mudahan mercy pertama di Indonesia itu dapat kembali," ungkap Siswanto.
Kendati demikian, pihaknya hingga saat ini belum memiliki rencana untuk memulangkan mobil dengan spesifikasi mesin satu silinder berkapasitas 2.000 cc dan bertenaga 5 horse power itu.
"Kecuali dari pihak sana menawarkan, karena di sana museum privat kolektor," ujar Siswanto.
Beberapa kendala Selain itu, terdapat beberapa kendala lain dalam memulangkan kendaraan milik Raja Kasunanan Surakarta tersebut.
Di samping memerlukan kerelaan dari pihak museum yang ada di Belanda, sebab kendaraan tersebut dimiliki museum privat.
Siswanto menyebutkan, diperlukan pula studi untuk proses pengembalian tersebut.
Di antaranya membahas pemanfaatannya, faktor biaya, diplomasi dan sebagainya yang memerlukan proses panjang.
Kompas.com juga menghubungi Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid.
Saat dihubungi, Hilmar juga membenarkan bahwa pihaknya dalam waktu dekat ini tidak ada rencana untuk memulangkan mobil Benz Pheaton 1894 tersebut.
"Belum ada rencana memulangkannya. Tahun 2013 pernah ada niat untuk memulangkannya, waktu itu pak Roy Suryo, tapi itu belum ada kelanjutannya sampai sekarang," kata Hilmar.
Hilmar menjelaskan, apabila ingin mengembalikan ke Indonesia, salah satu yang mungkin bisa dilakukan adalah membeli mobil tersebut. Sebab saat ini berada di museum privat.
Sementara untuk skala prioritas, menurutnya masih ada sejumlah hal yang lebih mendesak selain mobil Pakubuwono X tersebut.
"Ya kalau berbicara kemungkinan ya terbuka saja, tetapi saat ini bukan itu yang menjadi prioritas, begitu lah kurang lebihnya," lanjut dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mobil Pertama di Indonesia Ada di Belanda, Akankah Dipulangkan?"