Ia kemudian bertukar nomor telepon dengan pemilik akun Amanda.
Si pemesan kemudian meminta Giyanto mengirim satu truk kelapa ke sebuah alamat yang ternyata rumah Titik.
Namun, setelah diantar, Titik merasa tak pernah memesan kelapa.
"Sesampai di alamat pengirim, ternyata yang bersangkutan tidak pesan,” kata Giyatno. Ia pun melaporkan pesanan fiktif tersebut ke Polda Jawa Tengah karena ia mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.
Ayah hingga tetangga ikut difitnah
Titik bercerita, ia tak hanya dikirimi barang yang tak dipesan, tetapi juga menjadi korban fitnah di media sosial.
Fitnah juga dialami orang-orang terdekat Titik, bahkan hingga kepala desa.
Salah satunya adalah tuduhan kepada sang ayah yang disebut telah menggelapkan 10 mobil dan menculik anak.
Sementara tetangga Titik, Bunda Gendis, difitnah bahwa anaknya hamil di luar nikah. Bahkan, kepala desa juga tak lepas dari fitnah di media sosial oleh pelaku.
Baca Juga: Cara Mudah Ketahui Mobil Bekas yang Pernah Tabrakan, Jangan Sampai Salah Beli
“Kepala desa saya juga kena teror yang sama. Semua yang memberi motivasi saya, kena teror,” ujar Titik.
Ia menduga orang yang mengirimkan barang-barang tersebut adalah orang yang sama dengan melakukan fitnah di media sosial.
Ia pun mengaku heran bagaimana cara pelaku teror tahu nama dan nomor ponsel orang-orang yang dekat dengannya.
Karena merasa dirugikan, Titik melaporkan kasus tersebut ke polisi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dikirimi Barang Mulai Ponsel hingga Mesin Cuci, Titik Lapor Polisi: Saya seperti Diteror".