Otomania.com - Kejahatan jalanan yakni rampok atau begal menjadi hal yang menakutkan bagi pengguna jalan.
Terutama para pengguna motor, yang sering menjadi target aksi pelaku kajahatan jalanan.
Yang lebih menakutkan lagi adalah, pelaku tak segan segan meukai korban bahkan menghabisinya.
Disampaikan oleh Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Hampir dalam setiap hari ada saja kasus kejahatan pembegalan yang terjadi di Indonesia.
"Begal memang seakan tidak ada habisnya, setiap hari ada saja kasusnya di berbagai daerah. Targetnya kebanyakan pasti motor karena lebih mudah dirampas dibanding mobil," ujar Jusri saat dihubungi GridOto.com, Jumat (17/7/2020).
Baca Juga: Begal Bonceng Tiga Beraksi, Mahasiswa Dibuat Kalut Kena Tamparan, Yamaha Mio Beserta Dompet Diangkut
Ia menyebut, banyak cara mengantisipasi terjadinya pembegalan, salah satunya dengan tidak memancing perhatian pelaku.
"Yang paling penting pemotor tidak boleh mengundang perhatian pelaku begal. Misalnya dengan memakai perhiasan atau pakaian berwarna mencolok. Usahakan juga pemotor harus tahu pola waktu yang sering dimanfaatkan pelaku begal, tujuannya agar tidak sampai diintai, dikejar atau ditodong," sebut Jusri.
Tindakan preventif lainnya, yaitu mengetahui korban yang sering dijadikan target operasi pembegalan.
"Biasanya begal mengincar korban yang terbilang mudah, seperti remaja atau orang tua yang sudah berumur. Kalau dilihat dari gendernya juga, biasanya wanita sering jadi korban.
Kemudian begal juga sering mengincar merek motor yang harganya mahal atau mudah dijual serta barang lainnya seperti handphone, perhiasan atau tas," ungkap Jusri.
Baca Juga: Modusnya Pancing Emosi Kemudian Dikeroyok 10 Pelaku, Lalu Motor Korban Dibawa Kabur
"Jadi jangan memakai barang mahal yang mengundang tindak kejahatan di waktu begal beraksi, seperti malam atau dini hari,"
"Penyimpanan barang tersebut juga perlu diperhatikan taruhlah di tempat yang aman seperti bagasi atau bawah jok," sambungnya.
Jusri menerangkan, selanjutnya pemilik kendaraan juga harus melakukan tindakan antisipatif semisal pemilihan rute perjalanan.
"Jika berkendara di waktu yang rawan kejahatan, pilih rute yang aman seperti menghindari jalan yang sepi.
Usahakan jangan melewati jalan yang banyak berhentinya, seperti perempatan atau lampu merah," terang pakar keselamatan berkendara tersebut.
"Saat berkendara harus sering memperhatikan kaca spion untuk mengecek apakah ada orang yang mencurigakan atau membuntuti. Jadi jangan merasa tenang-tenang saja kalau berkendara di jalan," tuturnya.
"Bila ada yang membuntuti, jangan panik dan segera atur strategi. Bisa dengan berhenti di tempat ramai seperti minimarket atau kantor lalu motor dikunci setang. Karena kalau panik, pengendara bakal tidak terkontrol dan bisa celaka juga," lanjut Jusri.
Ia menambahkan, pengendara saat ini harus pintar dan menyiapkan langkah antisipasi terhadap begal sebelum dirinya berkendara di jalan.