Cuma Sedikit Negara yang Masih Pakai BBM Beroktan Rendah Seperti Premium, Pertamina Kok Masih Mempertahankan?

Adi Wira Bhre Anggono,Ahmad Ridho - Rabu, 15 Juli 2020 | 15:15 WIB

Ilustrasi. SPBU yang masih menjual bensin Premium (Adi Wira Bhre Anggono,Ahmad Ridho - )

Otomania.comPremium merupakan salah satu jenis bensin yang masih banyak dipakai para pengguna kendaraan bermotor di Indonesia.

Bahkan tak jarang pengemudi mobil juga mengisi tangkinya dengan jenis bensin keluaran PT Pertamina (Persero) ini.

Laris manisnya Premium membuat bahan bakar jenis ini masih belum ada rencana untuk dihapus.

Pertamina mengungkapkan saat ini Indonesia merupakan satu dari enam negara yang masih menggunakan Premium.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, secara bertahap pihaknya terus mengupayakan edukasi kepada konsumen untuk beralih ke Bahan Bakar Minyak (BBM) ramah lingkungan.

Baca Juga: Pembalap Grasstrack Zuneng Monza Meninggal Dunia, Celaka Usai Gagal Mendarat Mulus

"Terkait dengan penyediaan BBM sesuai standar KLHK, terus kami lakukan edukasi kepada masyarakat. Pertamax series sudah kami siapkan," terang Fajriyah dilansir dari Kontan.co.id, Selasa (30/6/2020).

Fajriyah melanjutkan, kendati Pertamina berupaya mengikuti ketentuan penyediaan BBM ramah lingkungan, pihaknya tidak akan serta-merta menghapus BBM Premium.

Ia memastikan, selama Pertamina masih mendapatkan penugasan penyaluran premium maka pihaknya akan tetap menyalurkan kepada konsumen.

Di sisi lain, ia mengungkapkan sejauh ini terjadi tren penurunan konsumsi Premium di sejumlah wilayah.

"Untuk yang di daerah Jawa Madura Bali (Jamali), pengguna premium saat ini dibawah 20%," ujar Fajriyah.

Baca Juga: Yuk! Yang Mau Perpanjang SIM dan STNK 15 Juli 2020, Berikut Lokasi Mobil Dan Gerai SIM di Mall

Mengutip data Pertamina pada 2017, lalu Volume penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Premium wilayah non Jamali dalam APBN ditetapkan sebesar 12,50 ribu KL/MT.

Adapun realisasinya mencapai 6,99 ribu KL/MT.

Sementara pada 2018 untuk wilayah non-Jamali dalam APBN ditetapkan sebesar 7,50 ribu KL/MT dan realisasi mencapai 6,44 ribu KL/MT.

Di tahun yang sama, untuk wilayah Jamali volume penyaluran dalam APBN sebesar 4,30 ribu KL/MT sementara realisasinya sebesar 2,70 ribu KL/MT.

Lalu di tahun 2019 untuk wilayah non-Jamali dalam APBN volume penyaluran ditetapkan sebesar 6,55 ribu KL/MT di mana realisasi tahun tersebut melebihi penetapan APBN menjadi sebesar 6,93 ribu KL/MT.

Baca Juga: Kejadian Pas Waktu Salat Magrib, Motor Beradu Keras Dengan Mobil Boks, Begini Nasib Pengendara Motor

Hal sama terjadi untuk wilayah Jamali di mana volume APBN sebesar 4,45 ribu KL/MT sementara realisasi mencapai 4,67 ribu KL/MT.

Sementara pada tahun ini, volume penyaluran dalam APBN untuk wilayah non-Jamali sebesar 6,55 ribu KL/MT sementara realisasi per Mei mencapai 2,49 ribu KL/MT.

Untuk wilayah Jamali realisasi penyaluran per Mei mencapai 1,32 ribu KL/MT di mana volume APBN ditetapkan sebesar 4,45 ribu KL/MT.