Keempat, daya pengereman juga akan sangat berkurang di kondisi jalan basah dan kering.
Jarak berhenti akan lebih jauh dibanding seharusnya, karena area kontak ban menjadi lebih lebar.
Kelima, kemungkinan membuat dinding ban yang melekat di pelek bisa terlepas.
“Terutama ketika belok. Ini sangat mungkin terjadi dan sangat berbahaya,” tambahnya lagi.
Bisa dibayangkan ketika belok, ban terlepas, pelek akan langsung bersentuhan dengan aspal.
Baca Juga: Asal Isi Angin Ban Mobil, Lama-lama Bisa Bikin Kantong Bolong
Jika parah, berarti harus ganti pelek, yang artinya harus keluar jutaan rupiah untuk menggantinya.
Selanjutnya, bisa membuat pelek penyok.
Ini terjadi ketika ban yang kekurangan angin tersebut melindas atau menabrak lubang besar dengan dinding tajam.
Karena ban yang juga berfungsi sebagai suspensi atau peredam tidak bekerja maksimal.
Tekanan yang harusnya diredam dan tidak mengenai pelek, justru langsung diterima pelek.
Efeknya ya pelek penyok atau peyang.
Bagi yang bingung tekanan angin ban standar mobil, tinggal lihat saja stikernya.
Biasa ditempelkan oleh pabrikan mobil di pilar pintu pengendara.
Lebih baik kelebihan tekanan angin ban 1-3 psi, terlebih jika sering berkendara di jalan tol.
Nah, masih mau abai terhadap tekenan angin ban?