"Ibunya malah bilang, sepatu Panji ditambal dengan bekas sandal," kata dia.
"Panji juga bilang, bukan nggak mikirin sepatu atau tas, dia lebih mikir beli bensin untuk ngajar anak-anak, gajinya nggak seberapa," tambah Kristiawan.
Dari niat semula ingin membuat film pendek, Kristiawan justru mengubah rencana itu dengan menggalang donasi untuk Panji.
Donasi berbentuk reward tersebut diberikan kepada Panji lantaran mewakili kehidupan guru honorer di Indonesia.
"Dengan keadaan seperti ini, gaji terbatas, sehingga beli sepatu saja, dia tidak mampu," kata Kristiawan.
Kristiawan dan teman-temannya pun menggalang donasi untuk menghadiahi tas, sepatu, dan motor untuk Panji.
Baca Juga: Kaca Samping Mobil Guru Ngaji Bolong Diterjang Peluru, Motif Belum Jelas
"Karena motor Panji sering mogok dan mogoknya nggak cuma kehabisan bensin, tapi juga kehabisan oli karena dia sampai nggak bisa beli oli," ujar pria berusia 41 tahun itu.
Kristiawan kemudian menggalang donasi.
Yang sedianya mengumpulkan 20 donatur untuk membeli motor baru, ternyata baru empat donatur sudah terkumpul dana bantuan untuk Panji.
Sementara itu, Panji mengatakan telah enam bulan menjadi guru honorer di SDN Babakan Kota Sukabumi.
Sebelumnya, ia sempat mengajar di sebuah SMK dan Madrasah. Setiap bulan, Panji menerima gaji sebesar Rp 300 ribu.
Oleh Panji, gaji tersebut dipakainya untuk membeli BBM, kebutuhan makan sehari-hari, serta mengurus sang ibu yang tengah sakit.