Otomania.com – Belum lama ini, Forbes baru saja merilis daftar orang terkaya di indonesia tahun 2019.
Salah satu yang berada dalam daftar tersebut adalah Prajogo Pangestu yang berada di urutan ketiga dengan total kekayaan sebesar 7,6 milliar dollar AS yang setara dengan Rp 106 triliun.
Peningkatan kekayaannya terjadi karena investor menaikkan saham Barito Pacific.
Bagaimana ayah tiga anak ini memulai bisnisnya hingga menjadi orang terkaya nomor tiga di Indonesia?
Pria kelaihran Kalimantan Barat 1944 silam ini merupakan seorang taipan kayu yang mengelola Barito Pacific.
Sebelum mendirikan perusahaannya, ia bekerja di PT Djajanti Group, yang dimiliki oleh Burhan Uray, pada tahun 1969.
Baca Juga: Angkot Berhenti Diklakson, Pengendara Mobil Babak Belur Dihajar Simpatisan
Setelah itu, ia menjadi General Manager pabrik PT Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur, pada tahun 1976.
Pemilik nama asli Phang Djoem Phen ini bukan berasal dari keluarga kaya raya.
Ia terlahir dari keluarga biasa yang membuat dirinya hanya bisa mampu mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah menengah.
Pernah jadi sopir angkot
Pria 75 tahun ini juga sempat bekerja sebagai sopir angkot.
Siapa sangka, berawal dari pekerjaan inilah ia berhasil mengubah nasib.
Tahun 1960-an, sata masih berprofesi sebagai sopir angkot ia bertemu dengan seorang pengusaha kayu asal Malaysia, Burhan Uray.
Pria asal Malaysia itu mengajak Prajogo bergabung dengan perusahaanya yang berkecimpung dalam industri kayu, PT Djajanti Group.
Baca Juga: Sosok Bahlil Lahadahlia, Mulai Dari Sopir Angkot Sampai jadi Menteri Jokowi
Setelah itu, Prajogo dipercaya menjadi general manager Pabrik Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur.
Setelah setahun berkarir Prajogo memutuskan untuk keluar dan memuloai bisnisnya sendiri dengan membeli CV Pacific Lumber Coy.
Prajogo juga mengganti nama CV Pacific Lumber Coy menjadi PT Barito Pacific Timber.
Tahun 1993, perusahaan tersebut mulai dikenal masyarakat luas dan namanya lalu berubah menjadi Barito Pacifik pada 2007.
Di tahun yang sama, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen perusahaan petrokimia, Chandra Asri, yang juga berdagang di Bursa Efek Indonesia.
Bisnis Prajogo pun semakin berkembang di berbagai bidang.
Baca Juga: Tak Sadar Direkam, Sopir dan Pasangannya Berbuat Tidak Senonoh di Pintu Angkot
Tahun 2011, Prajogo juga mendirikan PT Chandra Asri Petrochemical yang merupakan penggabungan dengan Tri Polyta Indonesia, dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar nasional.
Tahun 2015, Chandra Asri Petrochemical bekerja sama dengan produsen ban Perancis Michelin untuk mengembangkan pabrik karet sintetis di Indonesia.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengenal Prajogo Pangestu, Orang Terkaya Ke-3 di Indonesia yang Pernah Jadi Sopir Angkot,