Otomania.com - Tidak lama lagi PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) akan menghadirkan kendaraan truk dan bus hybrid ke Tanah Air.
Hal tersebut dilakukan HMSI untuk mendukung program pemerintah mengenai percepatan kendaraan listrik.
Seperti yang disampaikan oleh Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi HMSI di Tangerang, Rabu (6/11/2019).
"Jadi mungkin enggak lama lagi akan tes kendaraannya, tahun depan pertengahan, semester satu ok lah," kata Santiko Wardoyo, dikutip dari GridOto.com.
Baca Juga: Mantab, Hino Pajang Truk Ramah Lingkungan di GIIAS 2019
Dalam mendatangkan suatu produk yang baru ini, dia mengaku tidak mau sembarangan, dalam arti untuk dipakai jangka panjang.
"Kami ingin supaya langgeng, spare partnya juga jelas, agar harganya enggak mahal, kami di sini (Indonesia) itu sudah 37 tahun, dan kami enggak mau asal-asalan datengin," ujar Santiko.
Maka, dikatakannya, studi yang dilakukan untuk truk perpaduan mesin diesel dan motor listrik ini harus secara mendalam, mulai secara teori dan praktiknya di lapangan, apakah cocok untuk iklim di Indonesia.
Selain itu, pihaknya juga didorong untuk memenuhi kebutuhan Pemerintah dalam pengadaan transportasi, salah satunya adalah bus.
Baca Juga: Meski Mesin Diesel Hino Tahan Biodiesel B20, Filter Solar Masih Ada Sumbatannya
Ia ingin, nantinya bus hybrid bisa dibuat di Indonesia, agar perawatannya mudah dan murah, sehingga ongkos transportasi juga murah.
"Kami coba buat supaya tetap murah, Kalau unit itu dibuat di indonesia tentunya akan lebih murah," imbuhnya.
Lebih lanjut, menurut Santiko, produk Hybrid ini masih menjadi alternatif yang cocok untuk kondisi di Indonesia sebelum menghadirkan kendaraan murni elektrik.
Selain bisa memanfaatkan biodiesel yang dihasilkan dari sawit, hybrid juga tidak membutuhkan infrastruktur charging station.
Baca Juga: Mesin Sudah Di Test 400 Jam, Hino Mengaku Truknya Siap Minum Biodiesel B20
"Karena yang namanya truk ini larinya ke mana-mana, enggak cuma di Jakarta saja, kan juga ke daerah yang mungkin infrastrukturnya belum memadai," jelasnya.
Sehingga, ia rasa hybrid yang paling fleksibel dan sementara ini cocok untuk Indonesia.