Saat sudah terhambat, akhirnya panas dari mesin tidak dapat disalurkan ke elemen pelepas panas radiator.
“Sebaiknya radiator itu dicek kondisinya setiap 30.000 km atau 40.000 km, ini penting agar radiator tetap dalam kondisi prima dan maksimal kinerjanya,” jelas Wandi, Pemilik Wandi Radiator di daerah Radio Dalam, Jakarta Selatan.
3. Terkena Benda Asing
Agar radiator dapat menangkap udara segar, komponen ini diposisikan di depan mesin dengan kisi-kisi atau grill yang terbuka.
Namun, hal tersebut membuat radiator berisiko terkena batuan kerikil atau hewan-hewan yang terbang.
Ketika radiator bertabrakan dengan benda-benda tersebut, bukan tak mungkin kisi-kisi atau dinding radiator rusak sehingga menimbulkan kebocoran.
4. Komponen Karet dan Plastik Yang Getas
Fungsi dan letak radiator yang berkutat dengan panas mesin membuat komponen pendukung lainnya juga dapat mengalami kegetasan.
Sebut saja selang radiator yang terbuat dari karet, serta tabung reservoir yang terbuat dari plastik.
Tabung plastik yang terkena panas terus menerus akhirnya memicu keretakan dan membuat kebocoran pada sistem radiator.
Baca Juga: Jika Radiator Mobil Bocor Jangan di Servis, Efeknya Bisa Lebih Bahaya