Dukung Industri Kendaraan Listrik Nasional, Ini Yang Dilakukan ABB Indonesia

Parwata - Jumat, 6 September 2019 | 18:05 WIB

AC Charging Station lansiran ABB. (Parwata - )

Otomania.com - Kesiapan dukungan dinyatakan oleh PT ABB Sakti Industri (ABB Indonesia) guna mendukung Industri kendaraan listrik nasional.

Seperti yang disampaikan oleh Direktur ABB Indonesia, Dodon Ramlie di IEMS 2019, Jakarta (5/9).

“Untuk mendapatkan transportasi yang hijau dengan kendaraan listrik, semua itu harus ditunjang oleh infrastruktur untuk pengisian baterai,” kata Dodon Ramlie dikutip dari GridOto.com.

Akan hal itu, Dodon Ramlie menyatakan, bahwa pihaknya sudah menghadirkan stasiun pengisian listrik (SPL).

Baca Juga: Begini Teknologi e-Power, Mobil Listrik , Yang Ada di Nissan Note

Stasiun pengisian listrik (SPL) milik ABB di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan lokasi di Serpong, Tangerang, Banten.

Pradana/GridOto.com
Dodon Ramlie, Direktur ABB Indonesia di IEMS 2019.

“Di dunia, kami sudah memiliki install base yang besar, kurang lebih 80 ribu charging station (SPL) di 68 negara, dan salah satunya berada di BPPT Serpong,” ungkap Dodon Ramlie.

Ia mengatakan bahwa hingga kini sudah ada sekitar 6 juta kendaraan listrik di jalanan, dan penjualannya meningkat setiap tahun.

Karena itu, pihaknya ingin mengajak baik BUMN maupun swasta untuk bekerja sama guna mengantisipasi kebutuhan pengisian daya tersebut di Indonesia.

Baca Juga: Bukan Mobil Sembarangan, Ini VW Kodok Listrik Pertama di Indonesia

“Kami telah memiliki teknologi charging yang memenuhi standar internasional, dan akan melakukan riset kebutuhan tersebut bersama dengan pihak terkait,” ujarnya.

ABB Indonesia sendiri memiliki berbagai produk SPL, mulai dari AC charger berdaya rendah hingga DC charger yang bisa mengisi baterai bus elektrik dalam waktu kurang dari 10 menit.

Tetapi perangkat charger milik ABB Indonesia masih diimpor dari markas pusat mereka di Italia, karena masih menunggu aturan pemerintah soal kendaraan listrik terkait standardisasi.

“Standardisasi itu penting untuk menyeragamkan jenis plug yang dipakai untuk charging mobil listrik,” pungkasnya.