Oleh karena hal tersebut, para insinyur menciptakan power steering elektrik atau Electronic Power Steering (EPS).
Power steering elektrik ini menggunakan motor listrik untuk menggantikan sistem hidraulis dalam meringankan beban kemudi.
Tenaga yang diperlukan motor ini adalah arus listrik yang disuplai melalui alternator.
"Saat mesin dihidupkan, noise suppressor mengirimkan perintah ke control module untuk menjalankan motor listrik dan clutch yang menghubungkan motor dengan batang setir," ungkap Ade Nursaptari, Service Advisor Plaza Toyota, Green Garden, Jakarta Barat.
Ketika setir mulai digerakkan, sensor pada steering rack mengirimkan informasi kepada control module untuk mengaktifkan motor listrik.
Baca Juga: Komponen Ini Bisa Jadi Biang Keladi Masalah Power Steering Hidraulis
Dan kebutuhan tenaga pada motor listrik pun disesuaikan berdasarkan input yang masuk ke control module.
"EPS memiliki sistem vehicle speed sensor. Saat mobil berjalan pada kecepatan lebih dari 80 km/jam, sensor kecepatan mengirimkan ke motor EPS, sehingga setir terasa berat. Hal ini untuk menjaga kestabilan mobil di kecepatan tinggi," terang Ade.
Dengan tidak adanya beban mesin dari puli power steering, mobil pun dapat berjalan dengan lebih efisien.
Karena hal itu, pada mobil modern saat ini menggunakan EPS atau variasi dari sistem motor listrik tersebut.