Otomania.com - Bisa dilihat bahwa pemerintah memang serius untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan impor bahan bakar minyak.
Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan menerapkan kebijakan biodiesel 20 persen atau B20.
"Kita ingin lebih cepat, dan mulai dari B20 ini kita ingin mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan juga yang paling penting kita ingin mengurangi impor minyak kita," ujar Presiden Indonesia, Joko Widodo, melalui keterangan resminya, Selasa (13/8/2019).
Ia menilai, dengan penerapan secara konsisten, maka terdapat potensi penghematan anggaran negara hingga mencapai USD 5,5 miliar per tahun.
Baca Juga: Vin Diesel Dapat Kado Mobil Mesin Bensin, Tenaganya Sampai 1.650 Dk!
Jika dirupiahkan kurang lebih sekitar Rp 78,836 triliun (kurs 1 Dolar Amerika Serikat = Rp 14.333).
Selain itu, penerapan tersebut juga dapat menimbulkan efek ganda, salah satunya permintaan akan pasar sawit di pasar domestik.
"Yang tidak kalah pentingnya, penerapan B20 juga akan menciptakan permintaan domestik akan CPO yang sangat besar, yang kita harapkan menimbulkan multiplier effect terhadap 17 petani, pekebun dan pekerja yang ada di (industri) kelapa sawit," tutur pria yang akrab disapa Jokowi ini.
Ia meminta, awal tahun mendatang kebijakan tersebut semakin meningkatkan standarnya B30, atau campuran 30 persen biodiesel dengan 70 persen bahan bakar minyak jenis solar.
Baca Juga: Urusan Remap ECU Mobil Mesin Diesel, Asep McGyver Sudah Biasa, Biayanya?
Sehingga penggunaan bahan bakar fosil dapat semakin dikurangi.
"Saya juga ingin agar B20 ini nanti pada Januari 2020 itu sudah pindah ke B30, selanjutnya nanti di akhir 2020 sudah meloncat lagi ke B50," ucapnya.
Produksi minyak sawit yang melimpah di Tanah Air dapat diserap sebagai bahan baku penerapan kebijakan tersebut, sehingga dapat mengangkat harga CPO di pasar global.
"Tekanan terhadap kelapa sawit kita saya kira perlu diantisipasi dari dalam negeri sehingga kita memiliki sebuah bargaining position yang baik," kata Jokowi lagi.
"Baik terhadap Uni Eropa maupun negara-negara lain yang mencoba untuk membuat bargaining position kita lemah,” sambungnya.
Baca Juga: Tenaga Toyota Fortuner Diesel VRZ Tembus 190 Dk, Modal Otak Atik ECU
Lebih jauh, ia meminta jajarannya untuk dalami kemungkinan pengolahan minyak sawit menjadi bahan bakar 'avtur hijau'.
Produksi avtur hijau tersebut diharapkan juga dapat mengurangi defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan melalui penurunan impor minyak atau produk minyak.
"Saya mendengar CPO ini juga bisa dibuat avtur. Tolong ini ditekuni lagi lebih dalam. Kalau itu bisa (dapat) mengurangi impor avtur kita sehingga defisit neraca perdagangan, defisit neraca transaksi berjalan, kita akan semakin baik," ucapnya.
Ia pun memberikan peringatan kepada jajarannya, bahwa implementasi kebijakan ini di lapangan akan langsung diawasi sendiri olehnya.
"Perlu saya sampaikan di sini, bahwa saya akan cek langsung urusan yang berkaitan dengan penggunaan B20 ini. Termasuk nanti kalau meloncat ke B30," tandasnya.
Artikel ini sudah tayang di GridOto.com dengan judul Presiden Jokowi: Setelah Biodiesel B20, Indonesia Akan Beralih ke B30x