Otomania.com - Main Dealer sepeda motor Honda Jakarta Tangerang, PT. Wahana Makmur Sejati(WMS) tidak hanya mengajak kopdar dan turing saja.
Melainkan juga membekali komunitas Honda dengan ilmu ala 'anak milenial’, yaitu menulis khususnya untuk dunia online.
Dunia digital khususnya digital online, makin hari terus berkembang cepat.
Beragam informasi dapat disebarkan secara luas melalui dunia ini.
Baca Juga : Motor Matik Karbu Malas Nyala di Pagi Hari, Bisa Karena Hal Ini
Alasan perkembangan inilah, Wahana coba berikan pelatihan dengan tema ‘Workshop Digital and Journalistic Honda Community’.
Tujuannya agar komunitas Honda dapat berikan beragam informasi secara baik, menarik, dan tentu saja sesuai etika yang berlaku.
Acara dihadiri 50 anggota komunitas yang tergabung dalam Asosiasi Honda Jakarta (AHJ) dan Asosiasi Honda Motor Tangerang (AHMT).
Pelatihan berlangsung di gedung Wahana Artha, Jakarta.
Baca Juga : Jangan Remehkan Bohlam Putus, Masalah Aki Tekor Bakal Mengintai
“WMS dan tentunya Astra Honda motor memiliki wadah yang dapat digunakan anggota komunitas untuk mencurahkan cerita, ide, dan informasi kepada masyarakat luas melaui website resmi komunitas Honda,” papar Agus Sigit Wicaksono, PIC Community Development, dikutip dari GridOto.com.
Saluran media itu adalah www.hondacommunity.net dan www.hondacbrcommunity.com.
Media yang dibuat khusus sebagai jembatan antar komunitas Honda di Indonesia.
Sekaligus jendela informasi bagi khalayak yang membutuhkan beragam informasi khususnya yang terkait dengan kegiatan komunitas Honda Indonesia.
Baca Juga : Harga Murah Koil Palsu Memang Menggoda, Tapi Bisa Bikin ECU Rusak
Lewat media inilah diharapkan dapat menjadi sarana positif untuk membangun dan berbagi ide antar komunitas Honda di tanah air.
Tidak hanya sekedar kanal turing dan foto, beragam informasi menarik dan penting seperti kampanye safety riding dan agenda komunitas Indonesia dapat dilihat langsung oleh seluruh orang.
“ Dengan kemampuan menulis yang baik, kami berharap komunitas sepeda motor yang selama ini dianggap negatif oleh masyarakat dapat bergeser dengan karya tulisan yang mereka hasilkan,” tutup Agus Sigit.