Otomania.com - Pengendara pasti pernah bertemu dengan seekor atau lebih hewan yang menyebrang jalan.
Lalu apa sih yang harusnya dilakukan saat mengalami hal tersebut?
Ada tiga kemungkinan yang bakal kamu lakukan saat itu, menghindar, mengerem agar kendaraan berhenti, atau tabrak saja.
Dilihat dari sisi safety riding, Yoyo Klaudius selaku Safety Riding Instructor dari Astra Motor Bali coba kasih penjelasan nih, disimak ya...
Baca Juga : Jembatan Penyeberangan Orang Di Tol Jatiwaringin Dijaga Ketat Polisi
"Yang pertama tentu mencegah hewan tersebut menyeberang jalan. Itu yang dinamakan scanning. Minimal kita tahu ada hewan yg terlihat sebelum masuk jalan agar bisa membuat analisa cepat kita harus menghindar kemana," ungkap Yoyo.
Masih menurutnya, jangan melihat hewan tersebut karena secara tak sadar akan mengarahkan kita ke hewan tersebut.
Pengalaman Yoyo, kalau unggas cenderung mudah diusir dengan klakson dan suara besar dari motor. Nah masalahnya kan kalau enggak bisa ketebak nih tiba-tiba ada hewan lewat.
"Contoh saya pernah dikagetin ada anjing yang menyeberang jalan. Saya tabrak dan yang terjadi motor langsung meloncat dan kenapa motor tidak terjungkal? Karena saya reflek merubah posisi badan dari duduk langsung ke belakang ala-ala pembalap motocross," jelasnya.
Kembali ke posisi lengan saat berkendara, membuka seperti pemain motocross yang fungsinya agar siku sebagai peredam tambahan saat menabrak binatang.
"Kalau posisi lengan lurus dan kaku malah bahaya bisa kaget dan terjatuh," tambahnya.
Oke itu mungkin berlaku kalau hewannya kecil seperti tikus, ayam, kucing, atau anjing. Bagaimana kalau hewan besar seperti sapi dan kerbau?
Yoyo yang tinggal di Bali tentu tidak heran dengan banyaknya sapi dan anjing yang berkeliaran. Tapi apakah harus ditabrak?
Baca Juga : Kondisi Terkini Jembatan Penyeberangan Orang di KM 34 Tol JORR, Setelah Ditabrak Truk Trailer
"Kalau hewan besar sebisa mungkin menghindar dengan jarak aman. Kalau apes karena kaget dan terjatuh dari motor jangan pasrah namun ikuti arah jatuh kita ke kanan atau ke kiri. Kalau bisa berguling karena bisa mengurangi efek cidera karena gesekan ke aspal. Luka sih pasti, tapi ketimbang kita pasrah badan kita diam keseret sampai berhenti," ungkap Yoyo.
Oh ya, saat terjatuh usahakan tetap fokus arah jatuh karena pastinya kamu gak mau berakhir di kolong mobil atau selokan.
Enggak cuma pengalaman pernah menabrak anjing, Yoyo mengisahkan pula pernah menabrak ular.
"Saya juga pernah lindes ular dan itu licin banget ternyata. Kembali ke posisi tangan membuka sikunya jangan lurus kaku, membuka seperti pemain motocross yang fungsinya agar siku sebagai peredam tambahan di jalan yang tidak rata (dalam hal ini, ular yang dilindas)," kenang Yoyo.
Tapi trik saat jatuh tersebut semoga saja enggak harus kamu terapkan karena lebih baik mencegah dari mengobati.
Nah yang harus dihindari tentu ngerem mendadak karena justru selain membahayakan diri sendiri juga bisa membahayakan pengguna jalan lain dan berefek kecelakaan beruntun.
Jangan jadi alasan juga buat asal menabrakkan motor kamu ke hewan yang menyeberang jalan. Itu sih psikopat namanya.
"Balik lagi ke poin pertama yaitu scanning. Kalau masih bisa dihindari ya jangan ditabrak. Kalau jarak sudah terlalu dekat dan terpaksa menabrak hewan ya baru deh masuk ancang-ancang ala motocross," tutupnya.