Otomania.com - Curah hujan di Jakarta sudah mulai tinggi, perlu diwaspadai saat menerjang air genangan tinggi atau banjir.
Sebaiknya pemilik mobil matik tidak menerjang genangan air yang tinggi atau banjir.
Namun, bila Anda terpaksa melewatinya, maka pemilik mobil matik perlu mewaspadai beberapa hal ini.
Ini karena mobil transmisi otomatis cenderung memiliki risiko lebih tinggi ketika menerjang banjir dibanding mobil transmisi manual.
"Transmisi otomatis bekerja secara komputerisasi dan menggunakan perangkat elektrikal dimana air adalah musuh utamanya," tegas Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel Worner Matic, Bintaro, Tangerang Selatan (5/12).
(BACA JUGA: Wuih, Gak Cuma Mobil Mewah, Ngatur Tinggi Sorot Lampu Ada Buat Motor)
Akibat komponen elektrikal atau kabel listrik terkena air adalah timbulnya korsleting atau hubungan arus pendek.
Korsleting ini bisa terjadi baik di satu titik kabel komponen modul maupun satu area komponen modul transmisi otomatis.
"Korsleting menyebabkan arus listrik mengalir melebihi kapasitas di dalam satu jalur arus listrik ke dalam komputer transmisi, komputer transmisi otomatis bisa terbakar dan transmisi tidak bisa digunakan," jelas Hermas.
Hal lain yang perlu diwaspadai berikutnya adalah bila mobil Anda merupakan produksi tahun 2000 ke bawah atau transmisi otomatis yang bekerja secara mekanikal menggunakan kawat.
(BACA JUGA: Prakiraan Dimensi Toyota Avanza Baru, Lebih Gede Dari Rush?)
Saat menerjang banjir, air berpotensi masuk ke dalam girboks transmisi otomatis model ini.
Air yang masuk ke dalam girboks dan tercampur dengan oli transmisi bisa menyebabkan kerusakan dan menimbulkan karat pada komponen di dalamnya.
"Untuk mobil produksi modern sangat minim sekali potensi air masuk ke dalam girboks, namun patut diwaspadai elektrikalnya," ujar Hermas.