Otomania.com - Gempa bumi di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah berkekuatan 7,7, SR membuat hancur sejumlah bangunan dan kendaraan, (28/9/18).
Saat gempa terjadi kondisi mencekam karena jalanan rusak, dan sejumlah mobil yang melaju langsung berhenti.
Bahkan terlihat puluhan motor yang terparkir di depan gedung roboh.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) sempat memberikan peringatan dini tsunami untuk wilayah Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
(BACA JUGA: Video Diduga Terios Atau Rush Tersapu Tsunami Selepas Gempa Donggala)
Gempa berkedalaman 10 kilometer, berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT atau 27 kilometer Timur Laut Donggala, Sulawesi Tengah.
Sebagai tambahan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPBD) menyebutkan, jumlah korban gempa saat ini 48 meninggal dan 356 luka-luka.
Instagram / @muktie.nashuha
Jalanan retak di Kota Palu pasca gempa
Secara umum gempa dirasakan berintensitas sedang selama 2-10 detik. Gempa dirasakan beberapa kali karena adanya gempa susulan.
Gempa dirasakan sangat keras terjadi di Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala karena dekat dengan pusat gempa.
(BACA JUGA: Jepang Dilanda Gempa Dahsyat, 3 Pabrik Toyota Sementara Mati Suri)
Belum diketahui mengenai kerugian atau korban akibat gempa besar ini.
Selengkapnya bisa disimak dalam video berikut ini...
View this post on Instagram
#PrayForDonggala #PrayForPalu Setelah #gempabumi dengan kekuatan: 7.7 SR, 27 km Timur Laut #Donggala-Sulteng, waktu gempa: 28-Sep-18 17:02:44 WIB. Lima menit kemudian BMKG mengeluarkan peringatan tsunami. Dan 20 menit kemudian tsunami terjadi dan menerjang perairan Donggala dan Palu dengan ketinggian air bencana tsunami mencapai 1,5 meter. #tsunami.... Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebakan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut. #Jepang mengantisipasi dampak tsunami dengan membangun tembok tembok tinggi di pinggirann pantai berpotensi bencana tsunami. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500–1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.... (dikutip dari wikipedia) Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun
A post shared by Lia Istifhama (@lia_istifhama) on