Siswa SMKN 1 Purworejo Ciptakan Helm Anti Begal, Pakai Teknologi Mutakhir

Yosana Okter Handono - Jumat, 28 September 2018 | 09:00 WIB

Siswa SNKN 1 Purworejo ciptakan teknologi helm anti begal (Yosana Okter Handono - )

Otomania.com - Tindak kejahatan dengan motif perampasan memang meresahkan masyarakat.

Melihat hal itu, dua siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Purworejo, Gde Bagus dan Agung Budi, menciptakan teknologi helm anti begal.

Melalui mikrokontroler, helm tersebut terkoneksi dengan sistem kelistrikan yang ada pada motor.

Bukan sekadar ucapan, kedua siswa ini pun langsung mempraktikkan cara kerja fitur anti begal yang disematkan pada helm full face.

(BACA JUGA:Pihak Castrol Tepis Flyer Bernada Sindiran Terhadap BBM B20)

Jadi, saat begal merampas motor dan hendak melarikan diri, pemilik cukup menekan tombol yang ada pada helm untuk mematikan sistem kelistrikan motor.

"Tombol tersebut mengirim sinyal frekuensi ke modul yang ada di sepeda motor dan seketika mematikan kelistrikan serta membunyikan sirine pada motor untuk menarik perhatian orang di sekitar," ujar Eko Wahyu selaku guru pembimbing jurusan Teknik Kendaraan-bermotor Ringan (TKR) SMKN 1 Purworejo.

Menurut Eko, sinyal yang dikirim dari helm mampu jangkauan sekitar 50 meter.

Sinyal tersebut memberikan perintah untuk mematikan kelistrikan dari koil yang ada pada sepeda motor.

(BACA JUGA:Ladies...Ada Helm Yang Desainnya Oke Banget Lo)

Dalam sesi demonstrasi, motor yang dikendarai oleh begal langsung mati dan tidak bisa kembali hidup sebelum tombol pada helm di off kembali.

"Saya berdua merancang dan bikin ini karena sempat marak aksi begal di jalan raya. Idenya saya tempatkan pada helm karena memang pelaku begal biasanya hanya ambil motor saja sedangkan helm tetap dipakai korban," jelas Agung.

Agung menjelaskan bila sampai saat ini teknologi yang ditemukannya masih dalam tahap pengembangan.

Selain tombol, ia juga sudah mencoba menggunakan fitur perintah suara, namun penggunaan voice command tidak efektif karena membuat baterai cepat habis.

"Rencana produksi massal masih kita kembangkan dulu, karena nanti kita ada penyempurnaan lalu dipatenkan. Nantinya fitur ini bisa diterapkan pada segala jenis helm, makanya kami ini sedang kembangkan lagi," tutup Eko.