Otomania.com - Kebijakan B20 ditetapkan oleh pemerintah mulai 1 September 2018.
Biodiesel B20 sendiri adalah bahan bakar diesel campuran minyak nabati 20% dan minyak bumi (petroleum diesel) 80%.
Ada komponen sistem bahan bakar yang bakal terpengaruh oleh penggunaan biodiesel B20, yaitu filter bahan bakar.
"Terutama saat pemakaian awal saat ganti dari bahan bakar diesel biasa ya, filter bahan bakar akan lebih cepat kotor," buka Didi Didi Ahadi, Department Head Technical Support Toyota Astra Motor (5/9).
(BACA JUGA:Modifikasi Toyota Kijang Innova Lawas, Simpel Tapi Mewah)
Hal ini terjadi karena biodiesel B20 ini memiliki senyawa ester yang mampu merontokkan kotoran dalam tangki bahan bakar dan saluran bahan bakar (fuel line).
Kotoran sisa bahan bakar diesel biasa yang tergerus ini akan tertampung di filter bahan bakar.
"Makanya filter bahan bakar akan lebih cepat kotor di awal karena menyedot campuran kotoran tersebut," ujar Didi.
Jika banyak kotoran yang mengendap di filter bahan bakar bisa menyebabkan pasokan bahan bakar menjadi berkurang.
(BACA JUGA:Kurangi Kecepatan Laju Kendaraan, Potensi Kecelakaan Turun 30%)
Efek terburuknya, tumpukan kotoran yang terlalu banyak di filter dapat membuat mobil mogok.
Ketika filter bahan bakar kotor atau tersumbat, ada tanda berupa lampu indikator filter bahan bakar diesel yang akan menyala.
Lampu indikator berwarna kuning ini berbentuk tangki pengisian bahan bakar di SPBU yang di bawahnya ada sepasang garis tegak dan 8 buah bulatan.
Begitu lampunya menyala, filter solar mesti langsung diganti.
Harga filter bahan bakar diesel ini bervariasi, tergantung jenis mobilnya.
Buat contoh harga filter bahan bakar Toyota Fortuner diesel itu sekitar Rp 245.000.
Sedang untuk Isuzu Panther hanya Rp 50.000.