Otomania.com – Bicara pasar Low MPV (LMPV), perhatian kita tertuju pada bintang kelas yang baru bermunculan serta performa Toyota Avanza di tengah gempuran kompetitor.
Tak pelak, model-model lain yang mendiami segmen ini jauh dari perhatian.
Kalah pamor dari Honda Mobilio, Mitsubishi Xpander dan Suzuki Ertiga.
Padahal ada beberapa produk lainnya.
Tercatat, penjualan mereka tak sebagus nama-nama yang disebut barusan.
Penyebabnya karena pesonanya sudah pudar, seperti Grand Livina yang sudah hampir 10 tahun hingga kurang tendangan seperti pemain baru Wuling Confero.
Model-model ini relatif sepi penjualan selama Januari-Juli 2018.
Meski kalau melihat angkanya, justru jadi 'berkah' kalau dicetak brand lain macam Peugeot, Hyundai atau Kia.
Yuk simak model-model tersebut.
(BACA JUGA: Sejarah Logo Ducati Dari 1926 Sampai Sekarang, Awalnya Pabrik Pemancar Radio)
Toyota Sienta
Sienta rupanya jadi satu-satunya MPV Toyota yang kurang diminati oleh konsumen Indonesia.
Pasalnya dari data wholesales Gaikindo selama Januari sampai Juli 2018, Sienta hanya mampu terjual sebanyak 2.447 unit.
Padahal jika melihat fitur dan performa yang disajikan, Sienta punya banyak kelebihan dibanding MPV lain kok.
Misalnya saja Bangku baris ketiga yang bisa dilipat model diving seat, sehingga dapat menambah kelegaan bagasinya.
Menurut Anda faktor apa yang bikin Toyota Sienta jadi kurang laris?
(BACA JUGA: Sempat Jadi Mobil Anak Gaul, Pasaran Honda Jazz GD3 Mulai Rp 80 Jutaan)
Suzuki APV mungkin jadi salah satu MPV paling lama yang masih diproduksi sampai sekarang.
Yup sejak kehadirannya pada tahun 2004, rupanya masih ada konsumen Suzuki yang setia dengan MPV model boxy ini.
Mungkin hal ini pula yang jadi alasan Suzuki masih memproduksi APV yang penjualannya selama Januari hingga Juli 2018 hanya mencatatkan sebanyak 2.425 unit.
Hasil ini pula yang membuatnya masuk ke dalam daftar 3 besar MPV yang kurang laris.
Luxio merupakan model yang lebih manusiawi dari Gran Max, saudara sebasis dari Daihatsu.
Bedanya Gran Max masih jadi penyumbang penjualan terbesar Daihatsu lewat Blind Van dan Pick up-nya di pasar komersial.
(BACA JUGA: Diduga Kehabisan Oksigen, Sopir Angkutan Umum L300 Tewas Terbaring di Dalam Mobil)
Sedangkan Luxio, selama tujuh bulan pertama tahun 2018 hanya mampu terjual sebanyak 2.296 unit saja.
Padahal Luxio pilihan yang cocok nih buat kamu yang sering melakukan aktifitas dagang, seperti bazar.
Soalnya ruang kabin yang berbentuk kotak, bikin daya tampungnya bisa maksimal banget sob.
Hadir di Indonesia sejak tahun 2006, Nissan Grand Livina belum pernah melakukan mayor change sampai sekarang.
Padahal beberapa rivalnya sudah berkali-kali melakukan ubahan, baik pada tampilan maupun dari sisi mesin.
(BACA JUGA: Nahas, Bodi Samping Honda CR-V Wakil DPRD Kendal Ditabrak Kereta Api, Korban Terpental Keluar)
Berdasarkan data wholesales yang dilansir Gaikindo, selama Januari–Juli 2018 ia hanya terjual sebanyak 2.055 unit.
Raihan ini membuat Grand Livina jadi MPV yang paling tidak laris selama tujuh bulan pertama tahun ini.
Wuling Confero
Penjualan MPV asal Tiongkok ini rupanya masih belum semanis rival-rivalnya asal Jepang.
Berdasarkan data wholesales yang dirilis Gaikindo untuk periode Januari–Juli 2018, Confero hanya mampu membukukan penjualan sebanyak 5.562 unit.
Angka ini sebetulnya cukup rendah jika dibandingkan dengan beberapa pemain besar.
(BACA JUGA: Dirut Pertamina Klaim Konsumen Lebih Suka Solar B20, Lebih Irit dan Rendah Emisi)
Namun jika melihat reputasinya yang masih baru di Indonesia, raihan Wuling Confero masih layak dapat apresiasi.
Setidaknya ia tidak menempati posisi paling buncit, meski begitu Confero masuk dalam 5 besar jajaran MPV yang kurang laris.