Minat Mitsubishi Triton Seken, Fokuskan Pada Kaki-kaki

Fedrick Wahyu - Minggu, 26 Agustus 2018 | 13:30 WIB

Ilustrasi Mitsubishi Triton yang hadir sejak tahun 2008 (Fedrick Wahyu - )

Otomania.com - Salah satu pilihan double cabin adalah Mitsubishi Triton.

Punya tampang yang masih terlihat gagah, Pajero Sport versi pikap itu memiliki ruang kargo yang luas untuk mengakomodir kebutuhan sang empunya.

Jika dirasa belum sanggup untuk membeli yang barunya, saat ini harga sekennya untuk tahun 2011 ke atas sudah mulai terjangkau.

(BACA JUGA: Tinggal Pilih, Tiga Double Cabin Tangguh Sekarang Sudah Di Rentang Harga Rp 100 Jutaan)

Apalagi yang bekas dipakai pertambangan, harga sekennya jauh lebih murah dibanding bekas perkotaan.

Meski sudah berumur, Triton seken bisa dibilang minim keluhan.

Namun, tetap perlu pengecekan yang teliti demi mendapatkan mobil dengan kondisi prima.

"Kalau mau beli itu pertama yang harus diperhatikan dari suara mesin, terus dari asap knalpot," ujar Kirsono, pemilik bengkel spesialis Mitsubishi, Berlian Maju Motor.

"Triton double cabin sih rata-rata kebanyakan yang 2.500 cc cuma ada aja yang 2.800 cc. Yang 2.500 cc itu dia sudah pakai turbo mirip sama Pajero Sport," ucapnya.

(BACA JUGA: Tangguh Buat Off-Road, Tengok Daftar Harga Mitsubishi Triton Dari Berbagai Tahun)

"Kalau mesin yang perawatannya mudah itu yang 2.800 cc, karena dia masih konvensional bukan common rail seperti yang 2.500 cc," lanjutnya di bengkelnya, Jumat (24/8/2018).

Jika dirasa kondisi mesinnya sudah bagus, hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah daerah asal mobil tersebut.

Terutama pada Triton bekas daerah pertambangan, Karena sering bermasalah di bagian kaki-kakinya.

Bila bantingannya masih baik, cek fisik sokbreker ada kebocoran atau tidak.

(BACA JUGA: Ketahui Titik Aman Untuk Mendorong SUV Biar Bodi Enggak Penyok)

"Yang sering kena itu ball join sama sokbreker, kalau yang di pertambangan itu setahun sekali sudah pasti kena," tutup Kirsono.

Soal banderolnya, Mitsubishi Triton tahun 2008 bisa didapatkan di kisaran harga Rp 150 jutaan.

Sedangkan untuk yang bekas pertambangan biasanya di range harga Rp 100 jutaan.