Otomania.com - Truk yang sudah uzur dan berumur tua masih sering dijumpai berseliweran di jalan raya.
Namun, di balik masih aktifnya truk tua tersebut ternyata ini alasan beberapa orang masih menggunakan truk tua.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Kyatmaja Lookman mengatakan, sampai saat ini memang banyak yang masih bertahan menggunakan truk tua.
Ini dikarenakan semakin lama memiliki kendaraan truk, maka pajaknya akan semakin turun.
(BACA JUGA: Wacana Menghentikan 'Proyek Abadi' Jalur Pantura, Giring Truk Masuk Tol)
"Contohnya, tahun pertama pajak STNK-nya Rp 2 juta, lalu 10 tahun kemudian pajaknya bisa turun jadi Rp 1 juta," katanya.
"Akhirnya di mindset (pola pikir) orang, ongkos memiliki kendaraan tua itu murah," ungkapnya, Kamis (23/8/208).
Sehingga, kata dia, dampak kepada pemerintah ialah penerimaan negara tidak bisa terdongkrak akibat pajak tahunan truk yang makin lama makin menyusut.
"Maka dari itu, dari pihak kami mengusulkan kepada pemerintah supaya adanya pemberian insentif untuk melakukan pembaruan armada truk," katanya.
(BACA JUGA: Isuzu Kenalkan Teknologi Mimamori, Pantau Pengoperasian Truk Agar Aman dan Efisien)
Pemberian insentif truk baru ini, dikatakan Kyatmaja, dengan men-scrapped truk lama yang sudah acak adut dan bentuknya tidak sesuai dengan sertifikat uji tipenya.
"Karena kalau truk baru yang sudah menggunakan sumbu multiaxle akan membuat daya angkut jadi meningkat," sambungnya.
Insentif pembaruan armada truk juga bisa berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang bisa menggenjot penggunaan bahan bakar biodiesel, karena untuk menerapkan biodiesel diperlukan engine khusus.
"Nah, yang truk-truk tua tidak bisa memenuhi itu karena belum mengadopsi mesin yang memang untuk biodiesel,"pungkasnya.
"Ini sebenarnya momentum pemerintah untuk menerapkan insentif pembaruan truk," tambahnya.