Pengamat Kebijakan Publik Harapkan Indonesia Menjadi Produsen Kendaraan Listrik, Bukan Konsumen

Fedrick Wahyu - Kamis, 19 Juli 2018 | 16:50 WIB

Ilustrasi mobil listrik (Fedrick Wahyu - )

Otomania.com - Dengan atas nama lingkungan, kendaraan listrik (Elictrified Vehicle) terus digenjot perkembangannya, termasuk Indonesia.

Pasalnya, seperti yang disampaikan Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, bahwa dalam 12 tahun energi fosil di Indonesia akan habis.

Pemerintah pun telah menargetkan pada tahun 2025 nanti, 20 persen produksi mobil sudah harus memperoleh elektrifikasi.

Target tersebut, kata Putu, akan dilakukan bertahap, dimulai dari mengadopsi teknologi hybrid dan plug-in hybrid, hingga finalnya adalah kendaraan berbahan bakar fuel cell atau karbon.

(BACA JUGA: Canggih, PT Pertamina Ciptakan Baterai Lithium Penggerak Motor Listrik, Modal Rp 5.000 Bisa Tempuh Jarak 100 Km)

“Banyak hal sudah dipertimbangkan dalam road map industri otomotif di Indonesia. Dan, yang menjadi concern adalah penghematan energi fosil,” buka Putu dalam Focus Group Discussion bertajuk ‘Senjakala Industri Komponen Otomotif dalam Menghadapi Era Mobil Listrik di Indonesia" di Jakarta (18/7/2018).

“Indonesia memiliki sumber daya karbon yang berlimpah. Bahkan, sampai kiamat pun tidak akan habis,” tegas Putu.

Berdasarkan hal itu, Putu yakin bahwasanya Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi pengekspor bio fuel dunia, apabila mampu mengolahnya dengan tepat.

Menaggapi hal tersebut, Agus Pambagyo, Pengamat Kebijakan Publik, memberikan opini senada.

(BACA JUGA: Go-Jek Riset dan Uji Coba Motor Listrik di Jakarta, Kepingin Tahu Cocok Enggak Untuk Masa Depan)