Wacana Aturan Ganjil Genap Untuk Motor, Komunitas Motor 'Oke-oke Saja Asal...'

Fedrick Wahyu - Sabtu, 14 Juli 2018 | 16:30 WIB

Ilustrasi ganjil genap (Fedrick Wahyu - )

Otomania.com - Fakta bahwa dengan perluasan ganjil genap mampu mengurangi polusi udara memunculkan wacana untuk pemberlakuan terhadap motor juga.

Wacana itu disarankan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada pemerintah.

Hal ini guna memperbaiki kualitas udara di Jakarta, dimana didasari oleh fakta bahwa penyumbang debu partikular PM 2,5 terbesar adalah motor.

Kebijakan ini pun nantinya akan menimbulkan pro kontra, seperti yang diungkapkan Lala Kohar, Ketua Umum Indonesia Nmax Community.

(BACA JUGA: Sekali Dayung Dua Tiga Pula Terlampaui, Perluasan Ganjil Genap Juga Turunkan Polusi)

Menanggapi hal ini, Kohar mengatakan harus ada sosialisasi dari pemerintah agar kebijakan ganjil genap ini berjalan dengan baik untuk kendaraan motor.

"Jika adanya ganjil genap untuk motor, ya nantinya diberitahukan kepada pengguna motor sosialisanya gimana, apa ada jalur alternatif bagi pengendara motor untuk yang genap ataupun ganjil," ujar Kohar.

"Kalau memang disosialisasikan, kita lihat hasilnya gimana, dari situ baru ada evaluasi buat ke depannya seperti apa," sambungnya.

Lalu, apakah ia setuju dengan kebijakan ganjil genap untuk motor?

"Saya sih setuju, yang penting buat lingkungan Indonesia," terangnya.

(BACA JUGA: Tinggal Menunggu Waktu Nih, Ada Lagi Spyshoot All New Nissan Serena Sedang Uji Jalan)

Senada dengan Kohar, Nunu, Ketua Fino Owners Indonesia (FIO) mendukung kebijakan ganjil genap untuk motor.

"Saya mendukung supaya udara Jakarta lebih segar, karena selama ini hanya berlaku untuk mobil saja, jadi menurut saya sih oke-oke aja diterapkan untuk motor," terang Nunu.

Namun menurutnya, pelaksanaan ini nantinya sedikit rumit, karena plat nomor motor terlalu kecil untuk terlihat.

Nah, dengan kebijakan ganjil genap untuk motor, tentunya harus didukung dengan sarana transportasi umum, seperti yang diungkap Agus Sigit Wicaksono, Penasehat Karisma Fans Club (KaFC).

Sigit pun mengaku, kebijakan ini bisa saja dilaksanakan, asal dapat memberikan rasa adil, mengurangi kemacetan, dan mengurangi polusi udara.