Alat tes yang digunakan tim ART Jakarta menggunakan metode celup sehigga alat tes mengalami kontak langsung dengan cairan BBM.
Sedangkan alat tes di Jakarta Timur menggunakan sensor sonar yang ditembakkan pada kandungan BBM.
"Alat tes kedua ini ternyata tidak bisa mendeteksi perubahan nilai oktan bila BBM sudah dicampur dengan bahan aditif seperti octane booster," tambah Ade.
Dari hasil yang berbeda ini, pihak ART Jakarta ingin adanya pertemuan dari pihak panitia dan juga penyuplai bensin.
"Hasil data yang keluar berbeda, ya sebagai bahan komparasi saja dulu untuk sementara," tutup Ade.
(BACA JUGA: Spesifikasi dan Perbedaan New Honda PCX Hybrid Dengan Versi Konvensional, Dilengkapi Tiga Mode Berkendara)
Lantas apa tujuan ART Jakarta mengangkat kualitas bahan bakar balap ke publik?
Menurut Ade, ia ingin panitia IRS memperbaiki prosedur balap.
Motor yang bisa start adalah motor yang mengisi bahan bakar lewat panitia dan disegel sebelum dipasangkan transponder.
Menurutnya, kru tim sudah menemukan ada peserta yang tak mengisi bahan bakar lewat panitia namun bisa dipasangkan transponder.
Dicurigai, ada tim-tim yang mengisi sendiri bahan bakar untuk motor mereka karena tahu kualitas bensin yang disediakan panitia kurang bagus.
(BACA JUGA: Bos Repsol Honda Klarifikasi, Bukan Dia Yang Depak Dani Pedrosa, Tapi Keputusan Perusahaan)