Otomania.com - Tak sedikit truk yang dimodifikasi oleh pemiliknya agar tampil mencolok dan menjadi pusat perhatian.
Tapi para sopir truk di Blitar ini bukan memodifikasi truk sungguhan melainkan miniatur truk.
Mereka tergabung di sebuah komunitas bernama Tri Jaya Miniatur.
Komunitas yang memiliki base camp di Desa Bangle, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, ini baru terbentuk awal 2018.
Sekarang, anggota komunitas ini sekitar 40 orang dan anggotanya rata-rata sopir truk dan penghobi sound system.
(BACA JUGA: Loh, Belum Diluncurkan, Suzuki Jimny Baru Kok Sudah Dipakai Main Off-road?)
Akhir pekan lalu, anggota komunitas berkumpul di Alun-alun Kanigoro.
Mereka mengadakan silaturahmi sekaligus memamerkan miniatur truk koleksinya.
Mereka memarkir miniatur truk berjajar di trotoar.
Ukuran miniatur truk bervariasi.
Miniatur truk itu mirip aslinya.
Mulai detail bodi truk, ban, lampu, dan kaca depan didesain mirip dengan truk asli.
Di bagian bak truk bertengger sound system ukuran mini.
Masing-masing sound system pada miniatur truk saling beradu suara.
Lampu-lampu truk juga dinyalakan kerlap-kerlip.
(BACA JUGA: Waspada, 5 Modus Begal dan Maling Untuk Menggasak Motor, Teknik Baru Cuma Pakai Benang)
"Kalau tempat kumpul kami di Pasar Bangle dan Alun-alun Kanigoro. Komunitas miniatur truk di Blitar memang bertambah banyak, kami salah satunya. Anggota komunitas kami rata-rata sopir dan penghobi sound system," kata Ketua Komunitas Tri Jaya Miniatur, Suwanto.
Para anggota komunitas ini harus merogoh kocek jutaan rupiah untuk membuat miniatur truk.
Paling murah, mereka harus mengeluarkan uang sekitar Rp 1,5 juta untuk membuat satu miniatur truk.
Itu belum termasuk biaya untuk merangkai sound system.
Biaya untuk membuat satu set audio paling murah sekitar Rp 3 juta sampai Rp 5 juta.
"Kalau biaya buat truknya mulai Rp 1,5 juta sampai Rp 3,5 juta. Yang mahal audionya, bisa sampai Rp 5 juta. Kami merangkai audio sendiri, disesuaikan dengan ukuran truknya," ujar bapak tiga anak itu.
(BACA JUGA: Gerai Isi Nitrogen Kok Pakai Kompresor, Lalu Apa Bedanya Dengan Isi Angin Biasa?)
Suwanto sendiri punya tiga koleksi miniatur truk.
Satu miniatur truk koleksinya pembuatannya menghabiskan biaya Rp 12,5 juta.
Ukuran truk memang lebih besar.
Komponen audionya juga dipilihkan yang paling bagus.
"Saya memang hobi dengan miniatur truk sejak kecil. Dan kebetulan pekerjaan saya di elektro, tukang merakit sound system," ujarnya.
Dia membentuk komunitas untuk mewadahi penggemar miniatur truk di wilayahnya.
Dengan adanya komunitas, mereka bisa saling tukar ide dan pengalaman soal miniatur truk.
Tak hanya itu, mereka juga sering ikut kontes miniatur truk di wilayah Blitar.
"Untuk tambah teman juga. Terakhir kami ikut kontes di Ponggok. Kalau kontes yang dinilai biasanya detail bodi truk dan kerapian menata audio, termasuk suara audionya," katanya.