Kalau Lihat Faktor Ini, Garap Mobil Listrik di Indonesia Masih Berat

Fedrick Wahyu - Sabtu, 26 Mei 2018 | 12:21 WIB

Ilustrasi Mobil Listrik (Fedrick Wahyu - )

(BACA JUGA:Sepintas Mirip, Begini Cara Mudah Bedakan Mercedes-Benz C, E dan S Class)

"Misal baterai impor, nah ekonominya harus dihitung juga, seperti apa impact-nya," lanjutnya.

Setelah itu, baterai yang sudah tidak terpakai juga harus dipikiran untuk dibuang di mana.

"Kalau di luar negeri harus ada pengolahan limbah khusus, siapa mau investasi di sana?" tutur Jonfis.

Makanya pihaknya tak mematok target khusus dalam menjual mobil listrik.

(BACA JUGA: Ternyata, Terlalu Lama Di Dalam Mobil Saat Macet Itu Bahaya)

"Kalau pemerintah targetnya 2030, kalau kami teknologinya sudah ada," ujarnya.

"Cuma untuk menghadirkannya ke sini, kami harus tanggung jawab untuk konsumen," tambah Jonfis.

Contohnya untuk kebutuhan servis dan segala macam perawatannya.

"Kami punya kewajiban untuk menjaganya, jadi sampai saat ini kami belum tahu kapan," tutupnya.