(BACA JUGA: Sopir Truk Yang Tabrakan di Brebes Luka Parah, Polisi Belum Bisa Mintai Keterangan)
Ia menjelaskan ada beberapa faktor penyebab kecelakaan tersebut.
Pertama, jalan turunan panjang namun landai yang membuat kecepatan truk terus bertambah.
"Setelah melewati turunan flyover Kretek sepanjang 480 meter, kemudian truk melewati turunan lagi sepanjang dua kilometer dengan kecepatan 60 - 70 km/jam," jelasnya.
Saat di turunan tersebut kemungkinan truk terus melaju.
Bakharuddin menuturkan, sopir truk berusaha mengerem tapi kesulitan.
(BACA JUGA: Mengenaskan, Kronologi Truk Rem Blong Hantam 7 Rumah, 13 Motor dan 1 Mobil di Bumiayu, Brebes)
Begitu juga saat berusaha memindahkan gigi tidak berhasil. Rem tangan pun tidak berfungsi.
"Beban truk yang banyak dan melaju di turunan menjadikan truk terus melaju tak terkendali," imbuhnya.
Besar tonase yang diijinkan, kata dia, sebesar 20 ton.
Namun truk membawa beban gula pasir sebesar 38 ton.
Artinya ada kelebihan beban 18 ton atau 87 persen.
(BACA JUGA:Terkuak, Data Korban Kecelakaan Truk Rem Blong di Brebes, Masih Ada Yang Belum Teridentifikasi)
Dirlantas menyatakan truk dengan beban berat seharusnya melintasi jalan lingkar.
Bukan jalan dalam kota saat di persimpangan dari arah selatan atau persimpangan Terminal Lama Bumiayu.
Namun, karena laju truk sudah tidak terkendali, akhirnya sopir mengambil jalan lurus ke arah dalam kota, bukan belok kanan ke arah jalan lingkar.
"Sopir kemungkinan tidak memahami jalan dalam kota ramai, banyak yang ngabuburit, jualan dan lain- lain. Sehingga dia mengambil jalan lurus bukan belok ke arah jalan lingkar," imbuhnya.