Otomania.com - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menceritakan kisah penangkapannya terhadap terduga teroris.
Tito juga menjelaskan dua cara yang bisa dipakai oleh pelaku terduga teroris.
"Bagi mereka ada dua cara menuju surga dengan jalan yang cepat. Yang pertama yakni jika mereka terbunuh, maka mereka langsung masuk ke Surga. Sedangkan yang kedua, adalah dengan meletakkan bom di tempat keramaian tertentu sedangkan dirinya kabur," ujarnya.
Menurut Tito, kejadian kali ini luar biasa dikarenakan yang dipakai adalah metode bom bunuh diri.
(BACA JUGA: Bom Surabaya Jadi Sorotan Dunia, Marc Marquez Ucapkan Bela Sungkawa dan Semangat)
"Tapi yang kali ini kan tidak. Dipakai di badan bahkan diikat di tubuh anak kecil. Membawa Kartu Keluarga dan KTP mereka. Ini berarti mereka memang mencari mati karena mereka yakin bahwa mereka itu akan masuk surga," ujarnya.
Lalu jalan yang kedua yang menurut Tito sebagai inti yang dikehendaki oleh Teroris adalah konfrontasi dengan petugas kepolisian.
"Pada saat konfrontasi (tembak-menembak kontak dengan petugas) terjadi, mereka bisa membunuh dan mendapatkan pahala. Kalau mereka terbunuh, langsung masuk surga.
Seperti yang di Polda Riau, 5 orang naik Avanza membunuh petugas. Mereka tahu polisinya bersenjata.
Mereka lalu mengeluarkan pedang berapa pun yang bisa mereka serang dan bunuh bisa mendapat pahala, namun jika gagal akan tetap masuk surga. Itu yang di pikiran mereka," paparnya.
(BACA JUGA: Breaking News: Mapolda Riau Diserang Teroris, Toyota Avanza yang Masih Diparkir Diduga Bawa Bom!)
Tito juga mengakui saat ini pihaknya sangat menghindari konfrontasi terbuka guna menangkap teroris dalam keadaan hidup.
"Jadi yang kita lakukan tekniknya jangan mencari konfrontasi terbuka, namun melakukan penangkapan saat mereka lengah.
Kalau seandainya konfrontasi terbuka, itu jaga jarak. Saya berpesan jangan gunakan langkah-langkah penyerbuan karena mereka juga siap mati."
Dirinya juga menceritakan percakapan saat menangkap teroris silam di mana pelaku justru menangis di dalam mobil.