Kecelakaan bus di Tanjakan Emen Subang pada 10 Februari 2018 dengan 27 korban meninggal dunia dan 18 korban luka-luka.
(BACA JUGA: Pamor MPV Masih Kalah Sama LCGC dan City Car, Ini Langkah Suzuki)
Inovasi tersebut merupakan kerja sama antara Laksana dengan Kementerian Perhubungan, Institut Teknologi Bandung, dan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi dalam mengimplementasikan UN ECE R66.
"Oleh karena itu, untuk terus meningkatkan standar keselamatan dari setiap bus yang kami produksi, kami menunjukkan komitmen dengan berinvestasi dalam proses riset untuk implementasi standar uji keselamatan UN ECE R66 pada uji guling," ujar Stefan Arman pada Jumat (4/5/2018) siang saat Uji Coba Uji Guling Standar UN ECE R66.
Selain menghasilkan riset yang mampu memperkokoh rangka bus, nampaknya keselamatan pada penumpang tak hanya dari rangka.
Namun juga dari seluruh struktur kendaraan bus seperti kaca kendaraan yang aman untuk penumpang, sabuk pengaman bagi penumpang khususnya penumpang yang berada di bagian paling depan, paling belakang, dan tengah yang tidak dapat menjangkau pegangan, dan juga kursi penumpang yang lebih ringan.
(BACA JUGA: Lebaran Tahun ini, Mobil Dinas Boleh Dipakai Mudik, Syaratnya Dipakai Ramai-ramai Pakai Uang Sendiri)
Hal tersebut juga menjadi perhatian dari Soerjanto Tjahjono selaku Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi yang hadir dalam acara tersebut.
Terlebih tingginya angka kecelakaan darat dan laut yang meningkat jauh ketika kecelakaan transportasi udara dan kereta api menurun.
"Tingginya angka kecelakaan pada transportasi darat dan laut menjadi keprihatinan kami semua ketika kecelakaan transportasi udara dan kereta api menurun. Namun hasil riset UN ECE R66 yang dilakukan oleh Laksana merupakan teknologi pertama di Indonesia," ujarnya di hadapan awak media.
Di bawah ini video karoseri dites berguling.