Otomania.com - Dengan desain yang tampak elegan ditambah harga lebih mahal dari mobil dikelasnya, memberikan kesan Toyota C-HR ingin mencari konsumennya sendiri.
Toyota Astra Motor (TAM) menjelaskan konsumen yang diincar C-HR adalah penerima pendapatan menengah-atas yang doyan nyetir sendiri.
“Segmen pertama adalah orang-orang yang senang sekali nyetir sendiri. Namun juga ingin tampil beda, jadi tidak biasa. Orang-orang seperti apa? Ongoing process to be success, itu yang utama. Kalau bahasa Indonesia-nya, ya eksekutif muda dan pebisnis muda,” ucap Product General Manager TAM Bansar Maduma, saat peluncuran C-HR di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Mirip Nissan Juke atau Mitsubishi Expander, desain C-HR juga belum tentu diterima semua orang. Meski begitu, konsumen yang mengapresiasinya juga tidak sedikit.
(BACA JUGA: Permintaan Tinggi, All New Toyota C-HR Diproduksi Lokal)
Walau sebenarnya ada 86, Presiden Direktur TAM Yoshihiro Nakata mengindikasikan Toyota di Indonesia belum pernah punya mobil emosional.
Dia menyebut selain soal kenyamanan dan keamanan, Toyota juga bisa membuat mobil emosional.
“Mulai hari ini Toyota menjawab tantangan untuk membuat mobil yang emosional juga,” ucap Nakata.
Selain soal desain, kunci C-HR ada pada rasa mengemudi. Bansar menjelaskan, di kabin, ruang kokpit dirancang mengarah ke pengemudi. Misalnya dari arah desain dasbor asimeteris dan konsol tengah.
(BACA JUGA: Yuk Lihat Dari Dekat All New Toyota C-HR)