Otomania.com - Didesak para pengemudinya untuk menaikan tarif akhirnya Grab Indonesia beri jawaban. Dalam keputusannya, menurut Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia tak bisa memenuhi tuntutan para mitra driver.
"Seharusnya fokus kenaikan tarif adalah kenaikan pendapatan bukan kenaikan tarif. Sebab menaikan tarif tidak akan meningkatkan pendapatan mitra pengemudi secara sepihak tanpa perhitungan," tutur Ridzki pada Jumat (6/4).
Kalkulasi dari Ridzki jika tarif ojek online dinaikan menjadi Rp 2.500-4.000 padahal sebelumnya Rp 3.000 per km, Dirinya meyakini minat konsumen akan menurun. Hal tersebut akan berdampak sendiri ke pengemudi GrabBike.
Ridzki mengimbau agar pengemudi lebih baik mengikuti aturan main Grab, pasti pendapatannya naik. Perhitungan algorithma pasti lebih mumpuni untuk memntukan besaran tarif berdasar kondisi, waktu, dan lokasi tertentu.
(BACA JUGA: Pertemuan 3 Petinggi Negara, Pimpinan Grab dan Go-Jek, Sepakat Naikkan Tarif)
"Fokus kedua soal kenaikan tarif adalah kami meragukan representatif mitra pengemudi yang menuntut. Dari beberapa cek ada yang beberapa tidak aktif atau hanya jarang menggunakan layanan Grab," ujar Ridzki.
Ridzki katakan, pihaknya dengan mitra pengemudi selalu berkomunikasi lewat kopi darat, forum discussion, gathering pengemudi, atau lsurvey layanan.