Rongsokan Mercedes-Benz Jadi Alat Peraga Lomba Evakuasi Jasa Marga

Fedrick Wahyu - Jumat, 2 Maret 2018 | 09:05 WIB

Jasa Marga gelar lomba pelayanan Lalu Lintas 2018 (Fedrick Wahyu - )

Otomania.com - Menyambut ulang tahunnya yang ke-40, PT Jasa Marga (Persero) mengadakan lomba pelayanan lalu lintas 2018. Lomba ini fokus pada road rescue dan berlangsung di gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sentul, Jawa Barat, Selasa (27/2/2018).

Peserta yang ikut di lomba ini adalah petugas rescue di seluruh ruas tol Jasa Marga. Peserta diminta mengevakuasi korban secepat mungkin. Mobil yang dipakai untuk simulasi pun tak main-main, yakni Mercedes-Benz.

KompasOtomotif
Rongsokan Mercy jadi bahan lomba evakuasi Jasa Marga

Vice President Divisi Operation Management PT Jasa Marga Bagus Cahya Arinta, mengatakan bahwa lomba ini bertujuan agar petugas makin terampil saat mengevakuasi korban.

"Memang sengaja kita gunakan mobil ini (Mercy) sebagai simulasi. Secara material, mobil ini lebih kuat dibanding merek Jepang. Bila sudah terbiasa, maka mereka akan lebih mudah menangani mobil reguler," ucap Bagus di Sentul, Selasa (27/2/2018) dikutip dari Kompas.com.

(BACA JUGA: Pengendara Masuk Tol dari Pintu Keluar, Sanksi Tegas Jasa Marga Menanti)

Setidaknya lebih dari 10 unit Mercy bekas yang dipakai. Tapi, kondisinya tinggal bodi dan roda saja (rongsokan). Bagian mesin dan komponen lain sudah hilang.

Rongsokan Mercy-nya juga beragam, mulai dari model Boxer sampai New Eyes. Proses simulasinya menggunakan berbagai alat khusus yang ada pada kendaraan rescue.

KompasOtomotif
Mobil rescue unit Jasa Marga

Seperti, peralatan hidrolik Spreader untuk membuka celah sempit, Cutter untuk memotong logam, Extension Rams untuk menstabilkan posisi mobil saat jatuh terguling. Ada juga Air Bag Kits, yang mampu mengangkat beban berat hingga 25 ton.

Peserta diberi batas waktu maksimal 30 menit untuk menyelesaikan tantangan. Peserta juga diharapkan bisa berinovasi dalam menyelamatkan korban, seperti memilih peralatan yang tepat, penanganan korban saat masih terjebak, strategi mengeluarkan korban, sampai memperhitungkan detail mana yang perlu dan tidak perlu dilakukan.

(BACA JUGA: Isi Ulang E-Toll Bisa Dilakukan di Beberapa Gerbang Tol Jasa Marga)

"Intinya bukan hanya yang tercepat, tapi yang tepat penanganannya. Kita punya banyak alat, namun tidak berarti digunakan semua. Poin ini yang menjadi krusial, para petugas harus pandai memperhitungkan bagian mana yang perlu dipotong mana yang tidak, sektor mana yang harus didahulukan sehingga nyawa korban tertolong," ujar Bagus.