Otomania.com - Di kota-kota besar, ojek seakan menjadi moda transportasi yang lumrah. Gampang sekali ditemui, apalagi sekarang sudah muncul jasa pengantaran pakai sepeda motor itu dengan basis online.
Tapi sebelumnya, mungkin pernah terlintas dalam benak, mengapa transportasi umum dengan motor ini dinamakan ojek?
Istilah ojek sendiri diadopsi dari bahasa Belanda yaitu "object" yang bermakna barang dagangan. Atau istilah lainnya terlahir dari kata "ngobjek" yang kurang lebih bermakna mencari tambahan penghasilan untuk menutupi kekurangan dari gaji yang diterima.
(BACA JUGA: Bukan Merek Jepang, Leluhur Skuter Matik di Indonesia)
Dulu, pelafalan yang benar adalah "ngobyek" dan orang-orang lebih suka mengucapkan dengan kata "ngobjek". Sekitar tahun 1980-1990-an, orang melihat peluang untuk "ngobjek" dengan membonceng penumpangnya dengan motor sebagai pengganti becak yang lebih dulu muncul.
Nyatanya "ngobjek" memberi penghasilan yang lumayan dan tidak terlalu menyedot waktu dan tenaga. Akhirnya lama-kelamaan istilah "ngobjek" menjadi sebutan pada pemberian jasa pengantaran penumpang dengan motor.
Kata "ngobjek" pun bermetamorfosa menjadi "ngojek" dan akhirnya menjadi "ojek". Sekarang pun muncul fenomena baru "Ojol" atau ojek online.