Otomania.com - Mobil bertransmisi otomatis buat sebagian orang jadi pilihan utama, terlebih karena alasan macet yang semakin parah. Tapi, ada ancaman tersembunyi di balik kenyamanan itu.
Transmisi matik sangat bergantung pada volume pelumas yang terkandung dalam pengoperasiannya. Jangan pernah sekali saja, membiarkan transmisi matik kekurangan oli sampai di bawah batas minimum. Akibatnya, penyaluran tenaga dan kecepatan putaran mesin akan terganggu.
“Kurangnya volume oli matik akan mengakibatkan hilangnya kualitas tekanan oli, dampak terparahnya kendaraan tidak akan bisa berjalan,” ujar Saiful Anwar, Wakil Kepala Bengkel Plaza Toyota, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Tips Pakai Mode Manual Di Mobil Transmisi Otomatis
Saiful menambahkan, tanda-tanda lain yang terjadi akibat dari kekurangan oli matik yaitu hilangnya tenaga pada kendaraan, atau bisa juga disebut "hilang tarikan". Kemudian muncul hentakan ketika transmisi dipindah.
“Tiga tanda tersebut biasanya jadi dasar bagi pemilik kendaraan untuk segera memeriksa kondisi volume oli matik. Jika Anda yang termasuk tidak sensitif dengan hal-hal seperti ini, wajib mengikuti rutinitas pemeriksaan pada buku panduan servis. Jang sampai akhirnya oli mengering dan sistem transmisi menjadi rusak parah,” ujar Saiful.
Rajin Periksa
Saiful berpesan, rajin-rajin periksa volume oli matik secara berkala dua minggu sekali, untuk memastikan volume tetap berada di atas batas minimum.
Baca Juga: 6 Faktor yang Bikin Mesin Diesel Boros BBM
“Meski masa penggantiannya sekitar 100.000 km, ada baiknya tetap terus diperiksa dua minggu sekali, kemudian secara rutin ke bengkel untuk memeriksa kondisi oli beserta transmisinya di setiap 10.000 km sekali," ucap Saiful.
Hal ini dilaukan agar ketika terjadi kebocoran oli matik, bisa cepat diatasi sebelum sampai ada kerusakan lebih parah. Masalahnya, biaya perbaikan untuk komponen transmisi pada mobil baru bisa mencapai Rp 21 juta. Mahal bukan!