Rekam Jejak Rio Haryanto di F1 2016

Setyo Adi Nugroho - Jumat, 30 Desember 2016 | 08:58 WIB

(Setyo Adi Nugroho - )

Jakarta, Otomania – Tahun ini bisa digambarkan layaknya arung jeram bagi Rio Haryanto. Pemuda asal Solo, Jawa Tengah ini jadi pebalap Indonesia pertama yang tampil di  Formula 1 secara resmi dan balapan dalam 12 seri. Lalu Rio dicadangkan karena kekurangan dana hingga akhir musim.

Otomania coba merangkum perjalanan Rio di 2016 hingga upaya terakhirnya untuk kembali berlaga di musim 2017 mendatang.

Pada 18 Februari 2016, Rio Haryanto ditunjuk sebagai pebalap kedua tim Manor Racing. Rio menemani pebalap Jerman, Pascal Wehrlein untuk berlaga di musim 2016. Saat itu Rio berhasil mengungguli Alexander Rossi yang juga berpotensi membalap untuk Manor.

Perjalanan Rio di seri pertama di GP Australia, Maret 2016 tidak berlangsung mulus. Start dari posisi buncit, Rio bahkan jadi pebalap pertama di musim ini yang dikenakan penalti karena insiden tabrakan di pit stop dengan Romain Grosjean. Rio tidak berhasil menyelesaikan balapan karena masalah teknis pada mobilnya.

Pada seri kedua di GP Bahrain, Rio berhasil mencapai target untuk menyelesaikan balapan. Start dari posisi 21, Rio berhasil selesaikan balapan di posisi ke-17.

Seri ketiga di Shanghai, China, Rio kembali memulai dari posisi belakang. Beruntung di balapan kali ini, ia kembali mampu menyelesaikan balapan di posisi 21.

Seri keempat di Rusia, Rio mengalami nasib sial. Ia gagal menyelesaikan balapan setelah terlibat benturan dengan pebalap Force India, Nico Hulkenberg di lap pertama.

Pada seri GP Catalunya, Spanyol, Rio berhasil menyelesaikan balapan di posisi ke-17. Sirkuit yang cukup sulit bagi karakter mobil Mercedes MRT05 Manor ini memakan korban dua pebalap Mercedes Nico Rosberg dan Lewis Hamilton yang bertabrakan. Jawara di seri ini adalah Max Verstappen yang melakukan debut di tim Red Bull.

Seri berikutnya di GP Monaco, Rio terlibat tabrakan saat sesi kualifikasi. Meski demikian Rio memulai balap dari posisi 19, lebih baik dari rekan setimnya, Pascal di posisi 20. Di seri ini Rio berhasil finish di posisi ke 15 dan jadi capaian tertinggi Rio di ajang F1.

Kiprah Rio di GP Canada cukup baik dengan berhasil menyelesaikan balapan di posisi 19. Saat kualifikasi beberapa kali mobil Rio tercatat sebagai mobil tercepat.

Pada GP Eropa di Baku, Azerbaijan, Rio berhasil menyelesaikan balapan di posisi 18. Tampil cukup meyakinkan di kualifikasi, Rio terlibat insiden saat mulai balapan di tikungan pertama yang menyebabkan ia harus masuk pit stop.

GP Austria jadi seri yang diingat Manor. Pascal berhasil menyumbangkan poin bagi tim dengan finish di posisi ke 10. Rio sendiri menyelesaikan balapan di posisi 16.

Seri ke 10 di sirkuit Silverstone, GP Inggris, diwarnai dengan hujan deras. Ini membuat Rio harus gigit jari tidak dapat menyelesaikan balapan karena mobilnya tergelincir keluar lintasan. Nasib yang sama dialami Pascal di seri ini.

Pada seri ke 11 di Hungaria, Rio sudah diisukan akan digantikan oleh pebalap lain karena tidak mampu melunasi pembiayaan. Namun berita ini tidak digubris Rio dan berhasil menyelesaikan balapan di posisi 21.

Seri ke 12 di GP Jerman, Rio berhasil menyelesaikan balapan di posisi 20. Balapan ini jadi balapan terakhir Rio karena akhirnya ia tidak mampu melunasi kebutuhan dana yang diminta tim Manor untuk terus berlaga di musim 2016. Posisinya kemudian digantikan oleh Esteban Ocon.