Sementara itu Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan penyelenggaraan MotoGP bisa menyedot sedikitnya 100.000 wisatawan mancanegara.
"Dengan segala pengeluaran turis di Indonesia selama lima hari event, keuntungan langsungnya bisa mencapai Rp1 triliun," katanya.
Sementara itu, dampak tak langsungnya bisa mencapai dua kali lipat dari angka itu, karena MotoGP disiarkan langsung melalui 60 stasiun televisi ke 200 negara di dunia. Nilainya sekitar Rp 2 triliun.
(BACA JUGA: Nah Lho, Legenda Balap Suruh Rossi Jadi Pegawai Aja Kalau Takut Balapan Sama Marquez)
Adapun Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimoeljono menyatakan dukungannya untuk pembangunan kesiapan infrastruktur di sekitar lokasi sirkuit.
"Ini adalah proyek swasta murni, tetapi kami siap mendukung jika ada infrastruktur yang terkait untuk kepentingan publik, misalnya jalan, tempat parkir, dan sebagainya," kata Basuki.
Pertemuan antara tiga menteri, pengelola sirkuit dan mitra strategis ini, merupakan tindak lanjut kunjungan Presiden Jokowi ke Sirkuit Internasional Sentul pada 6 Maret 2018 dan pertemuan sebelumnya antara Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko, Tinton dan Ananda Mikola pada 19 Maret 2018.
Ananda Mikola menambahkan, MotoGP menjadi olahraga otomotif yang digemari berbagai segmen masyarakat Indonesia, dari kalangan atas hingga bawah.
"Beda dengan F1 yang hanya disukai lapisan masyarakat tertentu," kata pembalap yang pernah tampil di ajang Formula 3000, Asia Formula 3, hingga A1 Grand Prix itu.
Sisi bisnis MotoGP dapat terlihat dari persaingan tiga pabrikan motor yang pangsa pasar besarnya ada di Indonesia.
(BACA JUGA: Yuk, Kenalan Sama Pelopor Teknik Knee Down Di MotoGP, Awalnya Buat Trek Tanah Lho)
"Bayangkan, di motor para pembalap MotoGP terpasang slogan berbahasa Indonesia: Satu Hati dari tim Repsol Honda, Nyalakan Nyali dari Suzuki Ecstar, dan Semakin di Depan milik Movistar Yamaha," kata Ananda Mikola.
Pada 28 September 1997, Sirkuit Sentul pernah menggelar kejuaraan MotoGP.
Saat itu Valentino Rossi turun di kelas 125 cc dan menjadi juara dengan bendera Aprilia, sementara kelas 250 cc dijuarai Max Biaggi dari Honda.
Adapun podium nomor bergengsi 500 cc dipuncaki trio Honda dengan urutan juara Tadayuki Okada (Jepang) diikuti Mick Doohan (Australia) dan Alex Criville (Spanyol).
"Saat itu, gelaran MotoGP tak bisa dilanjutkan lagi di Indonesia karena krisis ekonomi. Jadi kalau Moto GP bisa kembali digelar di Sentul, ini benar-benar mimpi yang jadi nyata," kata Tinton.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | warta kota |
KOMENTAR