Mitos Terpecahkan, Begini Kata Pertamina Soal Anggapan Mengisi Bensin saat Hujan Bisa Dapat Lebih Banyak

Naufal Nur Aziz Effendi,Muslimin Trisyuliono - Senin, 7 Maret 2022 | 19:00 WIB

Mitos terpecahkan, begini kata Pertamina soal anggapan mengisi bensin saat hujan bisa dapat lebih banyak (foto ilustrasi) (Naufal Nur Aziz Effendi,Muslimin Trisyuliono - )

Otomania.com - Mitos terpecahkan, begini kata Pertamina soal anggapan mengisi bensin saat hujan bisa dapat lebih banyak.

Supaya kendaraan bermotor bisa digunakan, para pemilik terntunya harus mengisi bahan bakar minyak (BBM) sesuai kebutuhannya.

Terkait hal tersebut, beredar mitos di masyarakat soal waktu terbaik untuk mengisi BBM supaya bisa mendapatkan takaran lebih banyak.

Salah satunya yang cukup ramai diyakini waktu terbaik mengisi bahan bakar di SPBU adalah pada saat hujan.

Asumsinya adalah udara dingin saat hujan membuat BBM menjadi menyusut atau lebih padat sehingga bisa memberikan BBM lebih banyak.

Lantas, apakah anggapan itu benar mengisi BBM saat hujan bisa dapat lebih banyak?

Putut Andriatno, Executive General Manager Regional Jawa Bagian Tengah Pertamina Patra Niaga mengatakan, BBM memang memiliki sifat mengikuti perubahan temperatur lingkungan sekitar.

"Memang secara teori pada suhu rendah tingkat kepadatan akan meningkat. Tapi itu tidak mempengaruhi jumlah BBM," ujar Putut kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.

Oleh sebab itu, Putut mengungkapkan mitos mengisi BBM saat hujan bisa dapat lebih banyak kurang tepat, karena tidak berpengaruh signifikan.

Baca Juga: Yuk Jadi Juragan, Modal Buka Usaha Pertashop Pertamina Lebih Murah dari Harga Mobil Baru, Ini Persyaratan Terbarunya

Ia pun mencontohkan salah satunya pada saat truk Pertamina tengah mengisi stok di tangki penyimpanan SPBU.

"Hal ini dibuktikan dengan pengisian Pertamina ke SPBU. Kalau kondisi tadi signifikan, maka semua SPBU akan minta diisi saat udara dingin karena lebih banyak jumlah BBM," ucap Putut.

Sehingga, Putut menegaskan waktu yang tepat untuk mengisi BBM merupakan sesuai kebutuhan konsumen itu sendiri.

"Dikembalikan kepada konsumen, tergantung keperluan," pungkasnya.