Pilih Klakson Keong Atau Pipih? Ini Kelebihan dan Kekurangannya Masing-masing

Adi Wira Bhre Anggono,Naufal Shafly - Selasa, 28 Juli 2020 | 21:55 WIB

Ilustrasi klakson keong (Adi Wira Bhre Anggono,Naufal Shafly - )

Otomania.com - Umumya klakson yang beredar di pasaran adalah model keong dan disc (pipih).

Tentu saja masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya, tinggal sesuaikan dengan kebutuhan.

Seperti yang dijelaskan oleh Yoyon, pemilik bengkel spesialis klakson Batavia Horn.

Jika ingin menggunakan klakson yang suaranya nyaring, ia merekomendasikan untuk memilih klakson model keong.

"Kalau klakson model keong, itu biasanya suaranya khas sedan. Kalau yang disc, itu suaranya standar. Model keong itu suaranya lebih kenceng," kata Yoyon saat ditemui di bengkelnya yang beralamat di Jl. Akses UI No. 75, Tugu, Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat.

Baca Juga: Vespa Modern Getarannya Tak Tertahankan, Bisa Jadi Biang Keroknya Kampas Kopling

Uje
Ilustrasi klakson model disc

Sedangkan jika sobat mau membeli klakson yang cenderung memiliki ketahanan lebih kuat, Yoyon menganjurkan memilih klakson model disc.

"Klakson disc itu lebih awet, karena dia gak akan kemasukan air. Nah, kalau keong itu rawan kemasukan air, jadi potensi rusaknya lebih tinggi," ujarnya.

Kalau sudah kemasukan air, biasanya platina pada klakson keong akan mengalami oksidasi alias berkarat.

"Kerusakan kayak gitu bisa diservis, itu harus dibersihkan dan dibongkar," kata Yoyon.

Baca Juga: Rendam ke Bensin Bikin Busi Mati, Mitos Atau Fakta?

Untuk biayanya, tergantung dari tingkat kesulitan dan seberapa besar kerusakan masing-masing klakson.

"Kalau harus sampai dibongkar, itu kisaran harganya Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribuan," ucap Yoyon.

Sedangkan, jika kerusakannya hanya berupa suara sember akibat kemasukan air, biaya servisnya berkisar di angka Rp 20 ribu.