Otomania.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta semua truk untuk dipasangi dengan perisai pada bagian belakang.
Menengok data dari Insurance Institute for Highway Safety (IIHS), jumlah kendaraan yang mengalami kecelakaan akibat tabrak belakang sangat tinggi.
Bahkan dari data tersebut, kasus tabrak belakang yang melibatkan kendaraan kecil dengan truk di Tol Cipali rata-rata terjadi 36 kali dalam sebulan.
Maka dari itu, Direktorat Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta agar seluruh Truk dilengkapi dengan Rear Underrun Protection (perisai kolong belakang).
Dengan penambahan alat RUP ini diharapkan dapat mengurangi tingkat fatalitas tabrak belakang antara kendaraan kecil dan truk, khususnya di jalan tol.
"Iya benar, untuk menurunkan angka fatalitas akibat mobil kecil tabrak belakang mobil besar perlu dilakukan pemasangan RUP pada kendaraan bak muatan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, Senin (20/7/2020).
Budi menjelaskan, pemasangan alat RUP ini bertujuan untuk mencegah mobil kecil tergelincir ke dalam kolong mobil yang lebih besar.
Sehingga bisa meminimalisir terjadinya korban yang mengalami luka berat hingga meninggal dunia.
"Jadi ketika ada kejadian mobil kecil tergelincir atau menabrak bagian belakang truk besar, dia akan tertahan oleh alat ini (RUP), kemudian airbag akan mengembang, dan penumpang mobil kecil bisa selamat," pungkasnya.
Baca Juga: Truk Mogok di Tol Kena Hajar Suzuki Ertiga, Satu Bocah di Bawah Umur Tewas
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor AJ. 510/1/14/DRJD/2020 perihal himbauan pemasangan bumper belakang pada kendaraan bermotor jenis mobil barang bak muatan.
Bahkan di Eropa, hal ini telah diatur dalam UN Regulation 58.