Wow! Ternyata Ban Jadi Sumber Polusi Mikroplastik Terbesar, Bisa Lemahkan Sistem Imun

Adi Wira Bhre Anggono,Ahyan Putra - Jumat, 24 April 2020 | 18:00 WIB

Ban Mobil Simetris (Adi Wira Bhre Anggono,Ahyan Putra - )

Otomania.com - Peneliti baru-baru ini menemukan keterkaitan kuat antara ban kendaraan dengan polusi mikroplastik.

Mikroplastik sendiri adalah potongan material mengandung plastik yang panjangnya kurang dari 5 mm.

Polusi mikroplastik ini bisa merusak lingkungan dan juga kesehatan manusia.

Dilansir dari Reuters.com, setidaknya ada sepuluh penelitian sejak 2014 yang menyebutkan bahwa ban menjadi sumber polusi mikroplastik terbesar dan dapat melemahkan sistem imun atau kekebalan tubuh.

Baca Juga: Maling Labil, Lagi Asik Bobol Kunci Mio Malah Tergoda Sikat HP Anak Balita, Gagal Dapat Motor dan Terekam CCTV

Dalam penelitian Eunomia pada tahun 2018, menyimpulkan bahwa 500.000 ton mikroplastik dihasilkan dari ban di Uni Eropa setiap tahunnya.

Hasil itu terhitung sebagai sumber mikroplastik terbesar di lingkungan akuatik (perairan).

Setahun sebelumnya (2017), Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menerbitkan sebuah makalah yang memperkirakan bahwa ban bertanggung jawab atas 28 persen mikroplastik primer di lautan dunia.

Tentu ini menjadi perhatian bagi produsen ban maupun lembaga terkait lainnya.

Menurut anggota parlemen Uni Eropa dan LobbyFacts.eu (website yang melacak data lobi UE), produsen ban telah meningkatkan lobi dengan anggota parlemen tersebut terkait peraturan yang lebih ketat tentang keausan ban.

Baca Juga: Isuzu Elf Bawa Pemudik Rebahan di Pembatas Jalan, Ganjaran Sopir Tak Kuasai Medan

Peraturan tersebut menetapkan standar minimum untuk desain ban agar mengurangi polusi mikroplastik, misalnya pada tingkat abrasi dan daya tahan ban.

Namun peraturan ini dianggap memerlukan biaya yang sangat besar hingga miliaran dolar bagi produsen ban, seperti Johnson & Johnson, BP Plc dan Ford Motor Co.

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mengetahui lebih lanjut tentang dampak kesehatan dari mikroplastik.