Syarat Ini Memungkinkan Mitsubishi Outlander PHEV Bisa Diproduksi di Dalam Negeri

Parwata - Selasa, 5 November 2019 | 15:05 WIB

Mitsubishi Outlander PHEV (Parwata - )

Otomania.com - Mitsubishi Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), sejak diluncurkan di ajang GIIAS 2019 jumlah konsumennya telah mencapai 40 hingga 50.

Mitsubishi Outlander PHEV diimpor secara utuh alias Completely Built Up (CBU) dari Jepang.

Pengiriman Mitsubishi Outlander PHEV ke konsumen rencananya mulai bulan ini November 2019.

Meskipun Mitsubishi Outlander PHEV ini masih diimpor secara utuh dari Jepang.

Baca Juga: Pengiriman Unit Mitsubishi Outlander PHEV Ke Konsumen Baru Akan Dilakukan Bulan Ini

Namun, ke depannya tidak menutup kemungkinan Mitsubishi Outlander PHEV diproduksi secara lokal.

Seperti disampaikan oleh Director of Sales and Markeing Division Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Irwan Kuncoro saat ditemu di Jakarta belum lama ini.

"Kalau bicara produksi kan kami sudah punya pabrik, sebetulnya ya harusnya produk apapun bisa, tapi ini kan bicara pasar, jadi tidak otomatis semua bisa diproduksi di sini," kata Irwan Kuncoro, dikutip dari GridOto.com.

Namun, lanjut dia, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi jika suatu produk ingin diproduksi lokal, seperti permintaan pasar dan harga yang terjangkau.

Baca Juga: Wuihh...Mitsubishi Outlander PHEV Laku Keras, Sentuh 200 Ribu Unit

"Volume dan price harus sesuai dengan segmennya," sambung Irwan.

Nah, menurut dia, dengan harga Rp 1 miliar lebih itu sulit untuk Outlander PHEV bisa dapat volume besar.

Tapi, dengan skema PPNBM baru yang nantinya mengacu pada besaran emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan, ia mengungkapkan harga bisa turun 40 persen.

"Kalau harganya bisa turun, bisa dapat volume besar, kan bisa memungkinkan diproduksi (lokal)," tutupnya.