Kurangi Kecepatan Laju Kendaraan, Potensi Kecelakaan Turun 30%

Yosana Okter Handono - Jumat, 7 September 2018 | 14:30 WIB

Naik motor dengan kecepatan tinggi (Yosana Okter Handono - )

Otomania.com - Kecelakaan lalu lintas dapat berkurang 30 % kalau para pengendara mau mengurangi kecepatannya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat kurangi 5% dari kecepatan kendaraan agar dapat menurunkan angka kecelakaan di jalan raya. 

Hal itulah yang disampaikan Budi pada Dialog Nasional Pekan Keselamatan Jalan Tahun 2018 di Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin pada Kamis (6/9/2018).

"Kalau kita mengurangi kecepatan rata-rata kendaraan dapat mengurangi 30% angka kecelakaan," ujar Budi Karya melalui keterangan tertulisnya.

(BACA JUGA:Salah Satu Langkah Pemerintah Terkait Rupiah, Korbankan Motor dan Mobil Mewah)

"Jadi jika berkendara baiknya kecepatan 30 sampai 50 km/jam, kalau 80 km/jam itu bahaya," sambungnya.

Menurut fakta kecelakaan lalu lintas dunia, mayoritas korban kecelakaan yaitu kelompok usia produktif dan potensial.

"Berdasarkan data pertahunnya ada 1,25 juta orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas dan mayoritas korban berusia 15-29 tahun dan paling banyak adalah pada rentang pendidikan SMA," terang Menhub.

Berdasarkan data kecelakaan pada tahun 2017 korban meninggal dunia mencapai 39.300 jiwa atau 3-4 orang meninggal dunia setiap jam.

(BACA JUGA:BMW Pastikan Tak Ada kenaikan Harga Untuk Produknya, Meskipun Dolar Naik)

Sedangkan data pada tahun 2016 jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan lalu lintas didominasi oleh sepeda motor yang mencapai 72%.

"Oleh karenanya hindari risiko kecelakaan lalu lintas di jalan dengan kurangi kecepatan kendaraan, gunakan helm dan selalu berhati-hati serta tidak menggunakan handphone saat berkendara," tuturnya.

Senada dengan Menhub, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor juga ikut mendukung pentingnya keselamatan berkendara di jalan raya.

"Kita harus menciptakan tempat yang nyaman pada 3 tempat yaitu tempat kerja, rumah, dan jalan raya," paparnya.

"Bagaimana kita menciptakan selama perjalanan hidup kita supaya nyaman seperti kalau naik sepeda motor jangan cepat2, kalau helm diklik (pakai)," tutup Sahbirin.