BMW Pastikan Tak Ada kenaikan Harga Untuk Produknya, Meskipun Dolar Naik

Yosana Okter Handono - Jumat, 7 September 2018 | 12:30 WIB

Logo BMW (Yosana Okter Handono - )

Otomania.com - Dolar Amerika Serikat naik berimbas terhadap perekonomian Indonesia.

Kamis (6/9/2018) sore, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tembus di angka Rp 14.908.

Padahal di Agustus 2018 kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berada di zona Rp 14.500.

Beberapa pelaku otomotif dalam negeri mengaku merasakan imbasnya dengan menaikkan harga.

(BACA JUGA:Impor Tak Terbendung, Sri Mulyani Naikan Bea Masuk Mobil Mewah Tiga Kali Lipat!)

Akan tetapi sebagian masih tetap mempertahankan.

Jadi salah satu produsen kendaraan premium tanah air, kira-kira bagaimana cara BMW Indonesia menyikapi hal itu?

"Dari seluruhan proses bisnis di Indonesia, sebagian besar masih menggunakan mata uang euro," kata Jodie O’tania, Vice President of Corporate Communications BMW Group Indonesia, Kamis (6/9/2018).

"Jadi kalau kami bicara mengenai impact pasti ada, namun BMW pasti melakukan beragam strategi untuk bisa meminimalisasi impact tersebut," lanjutnya.

(BACA JUGA:SUV Buatan Toyota Indonesia Ini Menjadi Yang Terlaris Diekspor)

Jodie menambahkan, situasi tersebut tak lantas membuat mereka menaikkan harga kendaraan mereka.

Karena dalam penetapan harga memang tidak sepenuhnya berlandaskan pada mekanisme harga pasar yang berubah sewaktu-waktu.

"Tapi yang pasti sampai dengan saat ini tidak ada pengaruh terhadap harga jual kendaraan BMW dan MINI, belum ada perubahan," tutup Jodie.