Peneliti Nih Yang Bilang, Bajaj Lebih Tepat Dibanding Jadi Alat Transportasi Ketimbang Ojek Online

Fedrick Wahyu - Sabtu, 30 Juni 2018 | 18:00 WIB

Bajaj lebih tepat untuk jadi moda transportasi umum dibanding ojek online (Fedrick Wahyu - )

Otomania.com - Ojek online gagal menjadi moda transportasi setelah Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman menolak melegalkannya (28/6/2018).

Putusan ini diambil oleh MK terhadap uji materi perkara Nomor 41/PUU-XVI/2018, yang diputuskan dengan suara bulat.

Padahal, warga Jakarta membutuhkan ojek online untuk mempercepat sampai ke tujuan.

Makanya, warga di kota-kota yang dirambah ojek online tidak menampik transportasi berbasis aplikasi tersebut.

(BACA JUGA: Ratusan Unit Toyota All New Rush Produksi Indonesia 'Pelesiran' ke Afrika Selatan)

Lantas jika Pemerintah menolak melegalkan ojek online sebagai alat transportasi, kendaraan seperti apa yang cocok untuk masyarakat?

Menanggapi hal ini, Peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegija Pranata, Djoko Setijowarno mengatakan bahwa sebetulnya kehadiran Bajaj lebih tepat dibandingkan dengan ojek online.

"Sebenarnya pilihan Bajaj untuk angkutan umum lingkungan lebih tepat. Bajaj memiliki kapasitas lebih besar, serta terlindungi dari terik matahari dan air hujan," kata Djoko di Jakarta, Sabtu (30/6/2018).

Untuk itu, lanjut Djoko penyelenggaraan ojek online dapat diatur oleh pemda. Baik wilayah operasi maupun jam operasinya.

(BACA JUGA: Cerita Presiden Jokowi, Ngebut Sampai 180 km/jam Saat Test Drive Proton Bareng Mahathir Mohamad)

"Ciptakanlah layanan transportasi umum yang terintegrasi dan menggapai setiap kawasan pemukiman dan perumahan," bebernya.

"Kepala daerah harus mulai memikirkan ini bukan sekedar janji saat kampanye, tetapi segera diwujudkan," tutupnya.