Jangan Keseringan Pakai Engine Brake, Risikonya Bisa Bikin Puyeng

Fedrick Wahyu - Selasa, 5 Juni 2018 | 18:20 WIB

Ilustrasi engine brake (Fedrick Wahyu - )

Otomania.com - Melakukan engine brake memang bisa membantu pengereman, apa lagi bagi para pengendara motor.

Engine brake sendiri adalah cara untuk mengurangi kecepatan, selain menggunakan rem.

Mekanismenya dengan mengurangi gigi dari tinggi ke rendah, sehingga putaran mesin jadi tertahan, dan mampu mengurangi laju motor.

Engine brake sendiri hanya bisa dilakukan pada motor bertransmisi manual seperti bebek dan sport.

(BACA JUGA: Awas, Ini 4 Faktor yang Bikin Reflektor Headlamp Meleleh, Salah Satunya Karena Dibersihkan)

Lalu apakah boleh melakukan engine brake?

"Sebenarnya tidak disarankan, tapi kalau keadaan darurat sih enggak apa-apa," buka Mulyono, Workshop Head Wahanaartha Ritelindo Ciputat (4/6).

Hal tersebut bukannya tidak beralasan, sebab bisa-bisa malah merusak mesin jika engine break sering dilakukan. Jelas bikin puyeng.

"Kalau terlalu sering melakukannya, pasti berpengaruh terhadap ketahanan mesin juga," sambung pria yang berdomisili di Ciracas, Jakarta Timur ini.

(BACA JUGA: Enggak Berhubungan Sama Mesin, Tapi Tutup Tangki Bisa Jadi Biang Kerok Motor Mogok)

"Komponen mesin yang paling rawan rusak itu adalah gear ratio, bisa jadi cepat aus bahkan sampai rompal alias hancur, kalau sering dipakai engine brake," pungkas Mulyono.

Nah, jadi jangan terlalu sering melakukan engine brake ya, pastikan hanya dilakukan dalam kondisi darurat saja.