Strategi Pemerintah Turunkan Harga Sedan Dirasa Honda Tidak Efektif, Ini Alasannya

Fedrick Wahyu - Kamis, 12 April 2018 | 17:00 WIB

Honda Prospect Motor anggap rencana pemerintah turunkan pajak sedan kurang efektif (Fedrick Wahyu - )

Otomania.com - PT Honda Prospect Motor (HPM) merasa rencana pemerintah menurunkan harga sedan dengan cara mendorong pasar ekspor kurang efektif.

Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT HPM mengtakan, HPM tidak ada unit yang diekspor secara utuh ke negara lain.

"Bagi kita ekspor komponen lebih efektif dibanding unit secara utuh," kata Jonfis usai peresmian Galeri Honda di Senayan City, Jakarta, Selasa (10/4/2018).

Jonfis melanjutkan, negara seperti Malaysia dan Thailand memang pasar sedan, tetapi perlu diketahui juga bahwa dua negara itu sudah memproduksi sedan, sehingga tidak perlu menerima sedan dari negara lain.

(BACA JUGA: Honda Gallery Pajang Sportcar NSX, Bisa Dipesan Nggak Sih?)

"Mungkin buat APM yang lain menguntungkan. Tetapi buat kami belum jelas, karena peraturannya belum jelas. Kalau sudah tau, jadi kita bisa memprediksi," kata dia.

Secara logis, kata Jonfis sebenarnya sedan itu bukan barang mewah sehingga kurang tepat dikenakan pajak barang mewah (PPnBM), dan memang pantas untuk diturunkan atau disamakan dengan pajak mobil penumpang lainnya.

"Kurang mewah apa CR-V dan mobil lainnya, tetapi pajaknya tidak semahal sedan. Sebenarnya masalah itu saja yang sejak dulu harus dibenahi," ujar Jonfis.

Perlu diketahui, HPM itu hanya melakukan ekspor komponen mulai silinder head, hingga onderdil lain yang berhubungan pada sektor jantung pacu.

(BACA JUGA: Kalah Dari Mitsubishi Xpander, Kapan Honda Mobilio Kena Facelift Ya?)

Total ada 12 negara yang dituju, seperti Malaysia, Thailand, Turki, Pakistan, Filipina, Taiwan, Vietnam, Meksiko, Jepang, Brazil, dan Argentina.