Otomania.com - Kita tahu kalau kelistrikan motor ada dua jenis, yakni AC (Alternating Current) dan DC (Direct Current). Tapi tak sedikit yang belum tahu bedanya dua jenis kelistrikan ini.
Ciri paling gampang untuk membedakan kelistrikan AC dan DC adalah dari lampu depan. Lampu depan motor dengan kelistrikan AC baru akan nyala ketika mesin juga menyala. Hal ini disebabkan suplai listrik langsung dari spul.
"Sumber arus kelistrikan AC dialirkan langsung dari spul dan dikontrol oleh kiprok seberapa besar kebutuhan arus supaya bohlam tidak putus," ucap Topik, pemilik bengkel Barokah Servis, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Ini Tips Merawat Aki Motor Agar Lebih Awet, yang Terakhir Sering Lupa
Biasanya, cahaya lampu pada kelistrikan AC bakal redup saat mesin sedang idle atau langsam, dan baru terang ketika putaran mesin di atas 2.000 rpm.
Nah, kalau kelistrikan DC, lampu depan akan langsung menyala ketika mesin pada posisi ON. Lampu juga akan langsung terang tanpa mengikuti putaran mesin. Ini terjadi karena pada sistem DC atau arus searah, lampu depan disuplai oleh aki.
"Kalau kelistrikan DC sumber arus listrik lampu langsung dari aki, kiprok tugasnya mengisi dan menstabilkan arus ke aki," terang Opick sapaan akrabnya.
Kekurangan dari sistem DC, butuh arus pengisian yang besar agar aku tidak mudah tekor. Biasanya kapasitas aki DC ampere-nya lebih besar dari ampere sistem AC, pungkasnya.
Spul pada motor bersistem kelistrikan DC biaranya dibekali dengan model fullwave. Jadi semua kelistrikan di motor asalnya dari aki, spul atau alternator cuma sebagai pengisi arus ke aki saja.
Baca Juga: Lampu LED Motor Tiba-Tiba Mati? Ternyata Inilah Faktor Penyebabnya